Namanya Sichiro Honda. Ia bukan berasal dari keluarga kaya. Ia berasal dari keluarga miskin. Sebenarnya kondisi seperti itu sudah menjadi kesimpulan bahwa ia akan tetap menjadi orang miskin. Apalagi prestasinya di sekolah terhitung sangat rendah. Ia tidak suka membaca. Ia termasuk anak yang nakal dan suka bolos. Akibatnya, hasil ulangannya selalu buruk.
Namun ketika duduk di kelas lima, bakat Soichiro dalam bidang sains mulai terlihat. Bahkan setiap kali pengajarnya memberikan pertanyaan, dengan mudah ia menjawab pertanyaan itu. Sayang, Soichiro hanya mampu menikmati bangku pendidikan hingga sekolah menengah pertama. Namun ia tidak mau menyesali nasibnya itu. Ia lalu memutuskan untuk melamar pekerjaan dan diterima sebagai montir.
Tentang pekerjaannya ini, Soichiro Honda berkata., “Sewaktu saya bekerja sebagai pegawai rendahan (montir), saat itu benar-benar merupakan ujian ketabahan yang paling berat, yang pernah dihidupi seumur hidup saya. Namun di masa-masa setelah itu saya tidak takut lagi menghadapi rintangan apa pun berkat ketabahan saya selama menjdai kacung.”
Ketabahan, ketekunan dan kerja kerasnya itu pun membuahkan hasil. Soichiro menjadi bos industri motor dan mobil Jepang bermerek terkenal ‘Honda’.
Sahabat, kisah sukses Soichiro Honda mungkin satu dari sekian juta keberhasilan manusia. Banyak orang berdecak kagum mendengar kisah sukses Soichiro Honda ini. Bagaimana mungkin seorang montir rendahan bisa menjadi seorang taipan otomotif? Apalagi mereka otomotif yang dimilikinya bukan sembarangan. Namanya sendiri telah ia bubuhkan untuk merek otomotif tersebut, yaitu Honda.
Mungkin banyak orang berpikir bahwa Honda yang sekarang menjadi salah satu kendaraan yang merajai dunia itu tumbuh dari kebesaran. Ternyata tidak. Honda itu tumbuh dari seorang bernama Soichiro. Ia membangunnya dari kerja keras penuh ketekunan dan kesabaran.
Kisah ini mau mengatakan kepada kita bahwa kesuksesan tidak diraih dengan hanya bermimpi. Kesuksesan diraih melalui kerja keras. Orang mesti melewati berbagai macam rintangan dan tantangan untuk meraih sukses. Orang mesti membangun kesuksesan itu dari berkali-kali jatuh dan bangun kembali.
Karena itu, orang mesti berjuang untuk meraih kesuksesan. Orang tidak perlu menunggu kesuksesan itu mendatanginya. Tetapi orang mesti mengejar kesuksesan itu. Caranya adalah dengan bekerja keras dengan penuh ketabahan. Ketika orang mengalami kegagalan dalam usahanya, orang tidak perlu meratapinya. Yang mesti dilakukan adalah orang mesti bangun kembali dengan menganalisa kelemahan-kelemahannya. Orang mesti berusaha menemukan titik-titik kegagalan itu untuk membuat strategi-strategi baru.
Sebagai orang beriman, usaha kita mengejar kesuksesan dan kebahagiaan tentu selalu bersama Tuhan. Kita yakin bahwa Tuhan dapat membantu kita dalam usaha-usaha kita merebut kesuksesan itu. Karena itu, mari kita sertakan Tuhan dalam usaha-usaha kita. Dengan demikian, kebahagiaan menjadi bagian hidup kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
759
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.