Pages

28 Mei 2012

Memulihkan Hidup dari Kesedihan

Saya yakin, dalam hidup ini Anda pernah merasakan kesedihan yang mendalam. Ada banyak alasan yang membuat Anda bersedih hati. Namun Anda mesti bangkit, agar kesedihan Anda tidak menjadi bumerang bagi hidup Anda.

Suatu ketika Raja Daud mengalami pengkhianatan yang paling menyakitkan dalam hidupnya. Absalom, anaknya sendiri, merebut tahtanya. Saat tentara Raja Daud berperang melawan tentara Absalom, Absalom mati di tangan Yoab, panglima dari Raja Daud. Raja Daud sangat sedih mendengar kematian anaknya. Lalu Yoab mencoba untuk mendekati dan menenangkan Daud.

Kendati Raja Daud meratapi kesedihannya, ia perlu mendengarkan nasihat Yoab. Paling tidak ada tiga hal yang disampaikan Yoab kepada Raja Daud. Pertama, Raja Daud harus menghadapi kenyataan. Yoab berkata, “Jangan biarkan kesedihan atas kematian itu menutupi kebenaran, tuanku Raja. Bagi Yoab, kenyataan kadang sangat menyedihkan dan mengecewakan, tetapi orang tidak bisa membiarkan kenyataan itu mengendalikan seluruh hidup dan masa depannya.

Kedua, Yoab menasihati Raja Daud agar tidak mengasihani diri sendiri. Ia berkata, “Semua pikiran tertuju pada dirimu sendiri, kehilangan anakmu. Rasa kasihan pada diri sendiri yang disebabkan oleh rasa bersalah tidak bisa menghapuskan kenyataan bahwa engkau tidak pernah memiliki hubungan yang baik dengan anakmu.” Bagi Yoab, sikap mengasihani diri sendiri sering kali membuat seseorang tidak menghargai dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang berharga. Jika orang terus mengasihani diri sendiri, maka ia tidak punya waktu untuk mengasihani orang lain.

Ketiga, Yoab menasihati raja Daud agar ia meneguhkan mereka yang dekat dengannya. Yoab berkata, “Para pejuang yang berperang melawan musuh lebih dekat denganmu daripada anakmu sendiri. Kesedihanmu atas kehilangan anakmu tidak adil bagi keluarga mereka yang sedang bersedih. Beberapa di antaranya bahkan mati membela engkau.”

Sahabat, pernahkah Anda merasa dikhianati oleh orang yang terdekat dengan Anda? Apa reaksi Anda? Tentu hati Anda terasa sakit. Namun yang pasti Anda masih bisa melanjutkan perjalanan hidup Anda dengan damai dan sukacita. Anda tentu tidak ingin tenggelam dalam kesedihan yang terus-menerus.

Kisah tadi memberikan kita semangat untuk bangkit dari keterpurukan dan kesedihan kita. Raja Daud begitu sedih atas kematian sang pengkhianat yang adalah anaknya sendiri. Ia merasa kehilangan yang sangat besar. Tetapi ia tidak boleh terpuruk dalam kesedihan yang mendalam. Ia mesti bangkit untuk memimpin bangsanya. Ia mesti membangkitkan semangat orang-orang yang setia kepadanya.

Mengapa Raja Daud harus bangkit? Karena kesedihan bisa menular dan menurunkan semangat orang lain, apalagi jika yang sedih itu adalah pemimpin. Respons terhadap kesedihan mempengaruhi orang lain, apakah itu akan melemahkan atau membangkitkan semangat orang lain.

Sebagai orang beriman, kita bisa saja terpuruk dalam kesedihan. Namun yang diharapkan dari orang beriman adalah ia cepat pulih dari kesedihan itu. Dengan demikian, ia menumbuhkan semangat untuk melanjutkan perjalanan hidup ini dengan sukacita. Mari kita berusaha untuk melepaskan kesedihan dalam diri kita untuk hidup yang lebih baik. Tuhan memberkati. **


Frans de Sales, SCJ
Majalah MOGI

897

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.