Pages

20 April 2013

Menjadi Agen Sukacita


 
Setiap orang mempunyai tugas untuk menjadi agen sukacita. Soalnya, apakah Anda menyadari hal ini? Atau Anda tidak mau tahu?

Suatu hari seorang anak berusia lima tahun membangunkan ayahnya. Ia berbisik di telinga ayahnya, “Ayah, hari ini saya mendapat hadiah dari mama. Pasti ayah senang melihatnya.”

Sang ayah tersenyum mendengar bisikan anaknya. Ia pun memeluk anaknya erat-erat sambil mendaratkan sejumlah ciuman kasih. Lantas anak itu menunjukkan hadiah yang diberikan mamanya itu. Ayahnya kembali tersenyum. Hari itu ia sangat bersukacita. Ia melupakan semua persoalan yang dihadapi selama beberapa hari ini.

Ia berkata, “Nak, hati ayah sangat damai hari ini. Kamu begitu baik terhadap ayah. Terima kasih atas kabar gembira ini. Semoga kamu menjadi anak yang bahagia.” Sang anak menemukan damai di hatinya hari itu.

Sahabat, kerinduan setiap keluarga adalah mengalami keharmonisan, kebahagiaan dan sukacita. Namun banyak keluarga yang tidak mengalami hal ini. Banyak rumah tangga yang mewarnai perjalanan hidup mereka dengan pertengkaran. Tidak ada rasa damai. Tidak ada sukacita. Padahal damai dan sukacita merupakan kunci yang menjadi kekuatan bagi setiap keluarga.

Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk senantiasa memelihara sukacita dalam hidup sehari-hari. Damai mesti senantiasa ditumbuhkan dalam hidup bersama. Anak itu mengalirkan sukacita yang diperolehnya kepada sang ayah yang sedang ditimpa kesulitan. Ia berhasil. Ayahnya boleh mengalami sukacita. Ayahnya boleh mengalami damai dalam hidupnya.

Sadar atau tidak, sukacita merupakan hal penting yang mesti dimiliki dalam hidup berkeluarga. Orang yang mengalami sukacita akan menemukan bahwa hidup memiliki makna yang dalam. Orang tidak hanya menjalani hidup ini secara rutin saja. Tetapi orang sungguh-sungguh menemukan damai dalam hidupnya.

Untuk itu, setiap orangtua mesti memulai hari-hari hidupnya dengan sukacita. Orangtua mesti mewarnai hidup ini dengan menciptakan suasana damai dalam hidupnya. Hanya dengan cara ini, orangtua dapat mengalirkan sukacita dan damai itu bagi anak-anaknya. Anak-anak dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh orangtua mereka. Dengan demikian, anak-anak itu bertumbuh dalam suasana yang penuh sukacita dan damai.

Namun banyak orangtua kurang menyadari hal ini. Yang mereka pentingkan adalah bagaimana bekerja sehabis-habisnya untuk mendapatkan rezeki. Mereka membuang begitu banyak waktu untuk pekerjaan mereka. Mereka kurang menyadari bahwa tugas utama mereka adalah membawa sukacita dan damai bagi hidup bersama.

Karena itu, baiklah kalau para orangtua menyadari dirinya sebagai agen sukacita. Sebagai agen sukacita, mereka mesti menularkan sukacita itu pertama-tama bagi anak-anak mereka. Mereka berusaha untuk membawa sukacita dan damai bagi orang-orang yang terdekat dengan mereka. Dengan demikian, hidup berkeluarga menjadi suatu rahmat yang membahagiakan. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO


964

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.