Pages

26 April 2013

Mengatasi Gelombang Kehidupan

 
Apa yang akan Anda lakukan di saat Anda berhadapan dengan gelombang kehidupan ini? Anda lari terbirit-birit? Atau Anda berusaha untuk menghadapinya dengan penuh iman?

Saya masih ingat saat pertama mengadakan perjalanan jauh di tahun 1983. Kapal yang kami tumpangi dari pelabuhan Maumere, Flores, bukanlah kapal penumpang. Tetapi sebuah kapal barang yang mengangkut kopra. Kapal tersebut baru selesai dibuat beberapa bulan sebelumnya. Jadi masih tergolong kapal yang sangat baru. Kapten kapal dan anak buah kapal yang lain termasuk masih baru. Namun mereka tampak sudah sangat berpengalaman.

Malam hari kapal mulai meninggalkan pelabuhan Maumere. Tampak perjalanan begitu mudah. Namun begitu kapal memasuki Selat Sape, dua malam kemudian, semua menumpang berteriak. Mengapa? Karena kapal dihempas oleh gelombang yang tinggi di wilayah Selat Sape itu. Semua penumpang yang tidur digeladak kapal menjadi panik. Mereka takut kalau-kalau kapal itu tenggelam ke dasar laut.

Namun kapten kapal meyakinkan para penumpang bahwa kapal dan seluruh penumpang akan selamat. Kapten kapal dan anak buah kapal yang lain berusaha untuk mengeluarkan kapal dari jebakan ombak yang tinggi. Mereka berhasil. Kapal kemudian berlayar kembali dengan normal membelah laut.

Semua penumpang bertepuk tangan. Ada yang mengangkat dua jempol ke arah kapten kapal yang berdiri tersenyum memandang para penumpang. Ia berteriak, “Kita selamat. Jangan panik lagi. Setelah ini, perjalanan kita sampai Surabaya akan aman-aman saja.”

Sahabat, dalam hidup sehari-hari kita juga mengalami gelombang kehidupan. Ada yang merasakan gelombang yang tinggi menghempas dirinya. Namun ada pula yang merasakan gelombang-gelombang kecil seperti api yang berkecamuk di dalam sekam. Ada dari antara kita yang panik. Ada yang merasa kehilangan pegangan. Ada yang berusaha untuk mencari jalan keluar untuk menghadapi gelombang kehidupan itu. Namun ada yang pasrah begitu saja. Ada yang menyerah tak mau berjuang lagi.

Kisah di atas menunjukkan kepada kita bahwa kalau orang punya usaha untuk keluar dari gelombang kehidupan, selalu ada jalan. Kalau ada keyakinan untuk melepaskan diri dari gelombang kehidupan, orang memiliki kekuatan untuk bangkit. Orang tidak terpuruk dan menyerah kalah begitu saja. Orang menemukan kekuatan untuk berjuang terus dalam kehidupan ini. Orang tetap tegar menghadapi gelombang kehidupan ini.

Orang beriman itu punya pegangan hidup, yaitu Tuhan yang disembah dalam hidup sehari-hari. Setiap hari Tuhan memberikan keyakinan kepada orang beriman untuk tetap bertahan dalam hidup ini. Tuhan mengemudikan hidup manusia.

Yesus bersabda, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup.” Tuhan mengarahkan manusia ke jalan yang benar, yaitu kepada diri-Nya. Dengan demikian, manusia memperoleh ketenangan dalam hidup ini. Manusia memperoleh keselamatan yang datang dari Tuhan. Mari kita serahkan hidup kepada Tuhan yang menuntun hidup kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Majalah FIAT


967

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.