Apa yang akan Anda lakukan, kalau bawahan Anda melakukan kesalahan dalam bekerja? Anda diamkan saja? Atau Anda menegurnya sambil memberikan pengarahan kepadanya?
Ada seorang pemimpin yang agak judes. Setiap kali ada anak buahnya yang melakukan kesalahan, ia selalu berkata ketus. Ia tidak peduli apakah kesalahan itu kecil atau besar. Ia tidak punya rasa toleransi. Namun dengan cara itu, para karyawannya belajar untuk bertanggung jawab atas pekerjaan mereka. Para karyawannya menjadi lebih teliti dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
Hasilnya sangat mengagumkan. Usaha yang mereka lakukan bersama-sama itu berkembang pesat. Mereka boleh membangun hidup yang lebih baik berkat upah yang mereka peroleh semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hidup para karyawan itu menjadi semakin sejahtera.
Tentang sikapnya itu, pemimpin itu berkata, ”Saya punya cara tersendiri menghadapi kesalahan yang dilakukan oleh para karyawan saya. Memang saya tampak judes, tetapi setelah itu saya membimbing mereka untuk memperbaiki diri. Dengan cara begitu, para karyawan itu tidak merasa dihancurkan. Justru mereka merasa disapa.”
Menurut pengakuan para karyawannya, mereka mendapatkan banyak hal baik dari sikap pemimpin mereka. Memang, ketika mereka melakukan kesalahan, terasa sakit saat ditegur. Namun begitu mendapat bimbingan yang baik dan benar dari pemimpin, mereka berkembang menjadi lebih baik.
Sahabat, tidak setiap pemimpin mempunyai pendekatan yang sama terhadap suatu masalah. Ada pemimpin yang begitu peduli terhadap bawahannya sampai-sampai tidak melihat sedikit pun kesalahan yang dilakukan bawahannya. Pemimpin seperti ini biasanya terlalu percaya kepada bawahannya. Bahayanya, saat bawahannya menipu dirinya, ia tidak menyadarinya.
Namun ada pemimpin yang peduli terhadap pekerjaan bawahannya. Ia tidak hanya memberi tanggung jawab seluas-luasnya kepada bawahannya. Namun ia juga mau mendampingi bawahannya itu saat bekerja. Ketika bawahannya melakukan kesalahan, ia tidak segan-segan menegurnya. Namun teguran itu lebih bersifat mendidik bagi kemajuan usaha dan bawahan tersebut.
Kisah di atas menunjukkan kepada kita betapa pentingnya pendampingan bagi mereka yang bekerja dengan kita. Sering kita yang menjadi pemimpin kurang mau tahu terhadap para pegawai atau bawahan kita. Kita membiarkan mereka bekerja sesuai dengan kemampuan mereka. Sebenarnya tidak hanya cukup seperti itu. Mereka butuh pendampingan penuh kasih. Mereka butuh perhatian yang memberikan mereka ketenangan dalam hidup.
Karena itu, perhatian terhadap mereka menjadi hal yang utama dalam usaha-usaha kita. Para karyawan itu aset yang sangat penting bagi kemajuan usaha kita. Untuk itu, mereka perlu mendapatkan penyegaran dengan sapaan-sapaan yang menyenangkan hati mereka. Dengan demikian, mereka dapat memiliki semangat untuk terus memacu diri mereka. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.