Pages

31 Oktober 2014

Mengendalikan Emosi demi Hidup Damai


Apa yang akan terjadi, kalau Anda menjadi bulan-bulanan ejekan? Saya yakin, hati Anda terasa sakit. Mungkin Anda akan marah terhadap orang yang melakukannya.

Berawal dari sakit hati karena diejek, MF alias Al (14) pelajar sebuah SMP di Jakarta Timur tega membacok rekannya Yakobush Lincoln Abraham Yunus (13) siswa kelas VII SMP Advent Ciracas, Jakarta Timur. Di hadapan penyidik Polres Metro Jakarta Timur, MF telah mengakui kejadian yang dilakukannya pada Sabtu (10/5) pukul 20.00 WIB. MF bersama enam temannya menemui Bus, sapaan akrab Yakobush, di sebuah lapangan di dekat rumahnya di Jalan Pule Dinas Kebersihan, Ciracas, Jakarta Timur.

“Hasil pemeriksaan penganiayaan dilatarbelakangi pelaku sakit hati terhadap korban. Korban dianiaya dengan senjata tajam sampai akhirnya meninggal, karena kehabisan darah,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur, Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto.

Sebelumnya, MF mengakui telah merencanakan melakukan penganiayan kepada korban. Pasalnya, ketika menemui Bus, MF melalui temannya AS alias M (14), telah menyiapkan sebilah celurit. Sebelum MF menyerang Bus, mereka terlihat sempat adu mulut. Bahkan MF mencekik leher korban dengan tangan kirinya sampai akhirnya terjadi penganiayaan.

Rekan Bus yang juga berada di lokasi kejadian langsung melarikan Bus ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo. Sayang, dalam perjalanan korban kehabisan darah dan langsung meninggal.

Kepala Polisi Sektor Ciracas, Komisaris Suwanda mengatakan, pelaku dendam lantaran kerap diejek oleh korban. “Dia (MF) sering di kata-katain setiap kali bertemu. Kemudian timbul rasa ingin balas dendam,” kata Suwanda.

Sahabat, dendam yang dipendam bisa menjadi malapetaka bagi kehidupan. Soalnya, mengapa orang merasa dendam terhadap orang lain? Tentu saja ada banyak alasan orang merasa dendam terhadap orang lain. Namun menghakimi orang lain tetap menjadi suatu perbuatan melawan hukum. Apalagi sampai melakukan perbuatan kriminal terhadap sesama.

Kisah di atas menjadi suatu kisah yang memilukan hati manusia. Memang, tidak enak rasanya menjadi bulan-bulanan ejekan dari orang lain. Namun orang mesti menyadari bahwa menghakimi sendiri orang yang mengejek kita, bukan suatu tindakan yang benar. Ada jalur hukum yang bisa dilakukan untuk meminta keadilan. Sayang, MF tidak mau mengambil jalur hukum. Ia ingin menjadi hakim sendiri. Hasilnya, sangat tragis bagi kehidupan.

Orang beriman mesti memupuk kesabaran dalam hidup. Dengan demikian, orang tidak terbawa emosi yang kemudian berakibat tragis bagi kehidupan orang lain. “Janganlah engkau menghakimi sesamamu manusia, agar Anda tidak dihakimi dengan lebih berat lagi,” kata seorang bijaksana.

Ungkapan ini mau mengajak kita untuk selalu berusaha mengendalikan emosi kita. Emosi yang tidak terkendali hanya menimbulkan suasana hidup yang tidak harmonis. “Kalau Anda sedang dalam perjalanan menuju pengadilan bersama lawanmu, sebaiknya Anda mengajak lawanmu itu berdamai. Jangan sampai Anda yang dijebloskan ke dalam penjara,” kata Yesus.

Tentu saja orang beriman tidak ingin hidup orang lain mengalami dukacita karena perbuatannya. Justru sebaliknya, orang beriman selalu memperjuangkan kebaikan dalam hidup ini. Mari kita terus-menerus memperjuangkan damai dalam hidup ini. Dengan demikian, hidup kita menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT


1166

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.