Suatu hari ada seorang yang baik dan sangat jujur jatuh sakit. Penyakit yang diderita itu pun mengancam nyawanya. Ia menderita sakit kanker. Waktu memeriksakan diri, dokter mengatakan bahwa kanker yang dideritanya sudah mencapai stadium empat. Orang baik itu sangat terkejut. Para anggota keluarganya pun tidak percaya akan hal itu. Selama ini ia tampak baik-baik saja. Ia jarang jatuh sakit. Baru sekali ini ia sakit dan langsung parah.
Banyak sahabatnya pun tidak percaya akan hal ini. Mereka merasa bahwa tidak mungkin Tuhan memberikan hukuman yang begitu kejam terhadap dirinya. Namun dokter tidak membohongi orang baik itu. Ia sudah menelitinya dengan sangat cermat. Kesimpulannya adalah orang baik dan jujur itu menderita kanker ganas. Bahkan obat-obat yang ia berikan tidak mempan. Orang baik itu hanya bisa membaringkan diri di tempat tidur. Lima bulan kemudian orang baik dan jujur itu menghembuskan nafas terakhirnya. Sungguh tragis!
Para anggota keluarganya tidak mudah menerima kenyataan itu. Namun selama perawatan, orang baik itu berusaha untuk menerima kenyataan yang ada. Ia tidak bisa menolaknya. Bahkan ia berusaha untuk menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Ia yakin, penyakit hanya mampu membunuh tubuh manusiawinya. Namun penyakit yang ganas itu tidak mampu membunuh jiwanya.
Karena itu, ketika ada sahabatnya yang bertanya, mengapa Tuhan membiarkan orang baik menderita, ia menjawab, ‘Hidup ini milik Tuhan. Hidup ini bukan milik saya. Tuhan mau buat apa terhadap hidup saya ini, itu terserah Tuhan.’
Sahabat, apa yang terjadi seandainya Anda yang mengalami penderitaan seperti yang dialami orang baik dalam kisah tadi? Rasanya Anda akan memberontak. Anda akan menolak penderitaan yang terjadi atas diri Anda. Mengapa? Karena Anda akan merasa bahwa Tuhan itu tidak adil terhadap Anda. Anda masih ingin hidup untuk waktu yang lama. Tetapi kenapa Tuhan begitu cepat mengambil Anda dari dunia ini.
Sikap orang baik dalam kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan tidak menghukum manusia. Penderitaan yang dialami oleh manusia itu melulu karena sifat keinsanan kita. Yang diinginkan oleh Tuhan bagi manusia adalah keselamatan. Untuk itu, Tuhan telah memberikan kasihNya kepada manusia. Melalui orang-orang yang ada di sekitar kita, Tuhan menunjukkan kasih setiaNya itu. Tuhan tetap peduli terhadap kehidupan manusia. Tuhan tidak meninggalkan manusia berjuang sendiri.
Dalam penderitaan itu, Tuhan tetap hadir. Tuhan tidak meninggalkan manusia berjuang sendirian melawan sakitnya. Tuhan memberikan semangat kepada setiap orang yang sedang menderita dengan harapan akan kehidupan abadi. Karena itu, orang beriman mesti memiliki fighting spirit atau semangat juang.
Dalam semangat juang itu, manusia memiliki harapan untuk terbebas dari penderitaan. Dalam semangat juang itu, manusia menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Mengapa? Karena hidup ini milik Tuhan. Kapan Tuhan mau mengambil hidup ini dari kita, Dia akan mengambilnya. Itu hak Dia, karena Dia yang menganugerahkan hidup ini kepada kita.
Mari kita menyerahkan seluruh hidup kita ke dalam kuasa Tuhan. Dengan demikian, hidup kita semakin memiliki makna. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
743
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.