Pages

09 Juli 2011

Jaukan Diri dari Korupsi


Indonesia mendapat cap negeri terkorup di dunia. Tentu saja cap ini membuat telinga kita memerah. Betapa tidak? Korupsi itu suatu tindak pidana merampok uang rakyat. Karena itu, tidaklah sesuai dengan semangat reformasi yang telah dihembuskan oleh para pemimpin negeri ini.

Beberapa tahun lalu presiden negeri ini sudah menyerukan pemberantasan korupsi. Banyak koruptor yang sudah mendekam di penjara. Namun sistim korupsi pun diubah oleh para koruptor yang masih berkeliaran.

Karena itu, apa yang mesti dibuat? Yang mesti dilakukan adalah memberikan penyadaran kepada setiap insan yang hidup di negeri ini. Orang mesti sadar bahwa korupsi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap hati nurani. Orang tidak berani mengakui keterbatasan dirinya. Orang memaksakan diri untuk menjadi kaya dalam waktu singkat.

Salah satu kegiatan penyadaran itu dilakukan oleh Mahfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi. Awal April tahun lalu, ia berpidato di depan ratusan anggota Korpri Jawa Timur di Kantor Gubernur Jatim di Surabaya. Dalam pidatonya, Mahfud membahas habis-habisan soal korupsi di Indonesia.

Ia berkata, ”Saya mengimbau, nikmati saja pekerjaan sebagai PNS (pegawai negeri sipil). Lakukanlah pekerjaan dengan jujur, enggak usah macam-macam.”

Di hadapan para PNS, Mahfud mengatakan, para koruptor sering kali bersembunyi di balik hukum. Mereka menjadikan hukum sebagai sarana untuk menyembunyikan diri dari segala macam tindakan korupsi.

Ia berkata, ”Mereka memang berpegang pada hukum, tetapi tidak pada moral.”

Mahfud menilai, kebiasaan buruk korupsi di Indonesia sudah sedemikian parah. Kondisi ini bukan karena jeleknya hukum, melainkan karena buruknya mental masyarakat. Karena itu, pemberantasan korupsi membutuhkan waktu lama.

Sahabat, perubahan sikap hidup dan moral mesti segera dilakukan oleh setiap insan yang hidup di negeri ini. Mengapa? Karena sikap hidup dan moral manusia Indonesia sudah terkontaminasi oleh korupsi yang terjadi di negeri ini. Korupsi sudah mengakar kuat dalam kehidupan manusia. Satu-satunya cara untuk melepaskan diri dari situasi ini adalah mengubah pola hidup, sikap hidup dan moral.

Sebagai orang beriman, kita tentu prihatin terhadap situasi karut marut yang mencabik bangsa kita dengan skandal korupsi. Namun tidak cukup kita hanya prihatin. Harus ada gerakan dari diri kita untuk memerangi korupsi itu.

Caranya adalah dengan hidup ugahari sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Kita tidak memaksakan kehendak untuk menjadi kaya dalam waktu singkat. Kita mesti ingat bahwa kita hidup dalam suatu proses. Mari kita berusaha untuk menjauhkan diri dari korupsi. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


724

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.