Pages

29 Maret 2012

Membangun Persahabatan dalam Hidup

Selama ini, apakah Anda punya seorang sahabat sejati? Apa yang Anda dapatkan dari sahabat sejati itu? Tentu saja ada begitu kebaikan yang Anda peroleh dalam menjalin persahabatan.

Ada seorang pemuda yang merasa seolah-olah hari-hari hidupnya ini dilalui sendirian. Ia berusaha untuk menemukan seorang sahabat, tetapi ia merasa selalu ditolak. Namun pemuda ini tidak putus asa. Ia punya harapan bahwa kalau ia punya usaha dan keyakinan, tidak lama lagi ia akan menemukan seorang sahabat yang sejati.

Benar. Pemuda itu tidak usah menunggu terlalu lama. Dalam situasi demikian, ia menemukan seorang sahabat yang senantiasa menemani dirinya. Dialah seorang gadis dari desanya. Seorangg gadis sederhana yang mau mendengarkan keluh kesah pemuda itu. Gadis itu membuka hatinya, agar pemuda itu dapat menyandarkan harapan padanya.

Hari-hari hidup pemuda itu pun penuh dengan sukacita. Ia bergembira bahwa ada seorang sahabat yang mau berbagi suka dan duka dengan dirinya.

Sahabat, Anda pernah mendengar lagu Lean On Me? Salah satu lirik lagu ini adalah lean on me, when you’re not strong and I’ll be your friend. Artinya, bersandarlah padaku, ketika engkau sedang lemah dan aku akan menjadi sahabatmu. Lagu ini mengungkapkan tentang kebaikan seorang sahabat. Lagu ini menampilkan hati seorang sahabat yang selalu mau terbuka terhadap sesamanya.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa manusia membutuhkan sahabat. Tentu sahabat yang tidak hanya menguntungkan bagi dirinya sendiri. Tetapi sahabat yang saling mengisi hidup. Gadis dalam kisah tadi menyediakan hatinya bagi curahan hati pemuda itu. Ia ingin agar hatinya menjadi tempat yang nyaman bagi sesamanya. Hati yang dipenuhi dengan belas kasih. Menjadi sahabat berarti menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran.

Untuk itu, dibutuhkan hati yang jujur dan murni. Hati yang seperti ini senantiasa menawarkan kebaikan bagi sesama. Hati yang tidak mementingkan diri sendiri. Tentu saja tidak mudah kita jumpai orang yang punya hati seperti ini. Mengapa? Karena manusia lebih mementingkan dirinya sendiri. Bahkan tidak jarang kita menyaksikan ada sahabat karib yang kemudian saling membantai. Hal itu terjadi karena mereka hanya mengandalkan diri sendiri.

Ketika ada sahabat yang menderita atau mengalami kesulitan dalam hidup, yang lain melarikan diri. Tidak menyediakan dirinya sebagai tempat bersandar. Tentu saja ini bukan sahabat yang sejati. Ini sahabat yang oportunis yang mencari kesempatan baik bagi dirinya sendiri saja.

Karena itu, kita diajak untuk senantiasa membangun persahabatan yang baik dan benar. Caranya adalah dengan menyediakan diri sebagai tempat bersandar bagi sesama kita. Dengan demikian, hidup ini menjadi sesuatu yang indah. Hidup ini menjadi kesempatan untuk mengagungkan Tuhan dalam hidup kita. Mengapa? Karena Tuhan hadir dalam diri sesama kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


883

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.