Pages

23 Maret 2012

Berani Keluar dari Kunkungan Egoisme


Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda merasa hasil yang Anda capai kurang dihargai? Anda putus asa untuk melajutkan karya-karya Anda? Atau Anda bangkit kembali untuk meretas kesuksesan dalam hidup Anda?

Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari sangat menonjol dibanding dengan rekan-rekannya, sehingga dia sering menjadi juara di berbagai perlombaan. Dia berpikir, dengan apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat nanti dia ingin menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia, Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepukan kepadanya.

Suatu hari, di kotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat. Dari tangan dinginnya telah banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin sekali menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut. Kesempatan itu datang juga. Gadis muda itu berhasil menjumpai sang pakar di belakang panggung, seusai sebuah pagelaran tari.

”Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah Anda punya waktu sejenak, untuk menilai saya menari? Saya ingin tahu pendapat Anda tentang tarian saya,” pinta si gadis muda itu.

”Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit,” kata pakar tari itu.

Belum sepuluh menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya. Serta merta ia meninggalkan gadis muda itu begitu saja. Betapa hancur hati gadis muda itu melihat sikap sang pakar. Gadis itu langsung berlari keluar. Pulang ke rumah, dia langsung menangis tersedu-sedu.

Dia menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar. Kemudian dia ambil sepatu tarinya dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat itu, dia bersumpah tidak pernah akan menari lagi. Belakangan, gadis muda itu tahu kalau sang pakar itu meninggalkan dirinya, karena ia menari begitu indah.

Sahabat, orang yang gampang patah semangat mudah menemukan jalan buntu dalam hidupnya. Orang seperti ini biasanya tidak kreatif dalam hidupnya. Apa yang akan dikerjakannya selalu serba salah. Tentu saja situasi seperti ini tidak baik bagi pertumbuhan seseorang dalam hidupnya.

Kisah di atas mengatakan kepada kita bahwa orang mesti berani berusaha terus-menerus untuk meraih impian. Orang tidak boleh berhenti berusaha hanya karena tidak mendapatkan pujian dari sesamanya. Pujian itu sering melumpuhkan orang untuk meretas hidup yang lebih baik. Orang hanya terpaku pada prestasi yang diraihnya. Orang tidak mudah untuk melangkahkan kaki demi sesuatu yang lebih baik lagi.

Orang beriman mesti tidak boleh terpaku pada prestasi-prestasi yang telah diraihnya. Orang beriman mesti maju terus untuk memiliki hidup yang lebih baik lagi. Untuk itu, dibutuhkan suatu ketahanan dalam usaha untuk meraih hidup yang lebih baik. Orang mesti berani keluar dari kungkungan egoismenya. Orang mesti berani meninggalkan keinginan-keinginan pribadi untuk menjadi terkenal.

Mari kita berusaha untuk terus-menerus meraih hidup yang lebih baik dengan tidak mudah puas atas apa yang telah kita raih. Dengan demikian, hidup ini menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua orang. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


880

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.