Pages

04 Februari 2012

Menumbuhkan Sikap Syukur dalam Hidup

Apa yang akan Anda lakukan saat Anda merasakan kasih yang tulus dari sesama Anda? Anda cuek saja? Atau Anda menumbuhkan sikap syukur dalam diri Anda?

Ada seorang anak yang sangat mensyukuri kebaikan orangtuanya. Padahal selama ini ia merasa telah dibohongi oleh ayah ibunya. Ternyata mereka bukan orangtua aslinya. Mereka adalah orangtua angkat yang telah merawat dirinya sejak bayi. Ia menerima dengan lapang dada saat diberitahukan kepadanya bahwa ia hanyalah anak angkat.

“Saya tetaplah seorang anak yang patut bersyukur atas kebaikan keluarga angkat saya. Mereka sangat baik kepada saya. Mereka sangat mencintai saya. Apa pun yang saya minta, mereka selalu memberikan yang terbaik. Apa pun yang terjadi, mereka adalah orangtua saya,” kata anak itu.

Anak itu bertumbuh dalam suasana cinta kasih yang begitu mendalam. Ia merasakan sendiri kepedihan ibu angkatnya saat ia mesti dirawat di rumah sakit karena demam berdarah. Ibu angkatnya itulah yang menjaga dirinya siang dan malam. Sang ibu rela meninggalkan pekerjaannya. Sang ibu rela meninggalkan ayah angkatnya demi kesembuhan dirinya. Sungguh, suatu cinta yang sangat mendalam telah ia alami sepanjang kehidupannya. Karena itu, ia tetap mensyukuri kebaikan orangtua angkatnya.

Sahabat, kita semua ingin hidup dalam damai. Kita tidak ingin persoalan-persoalan selalu mengusik diri kita. Namun kadang-kadang kita sendiri yang menciptakan suasana yang kurang baik. Tentu saja kalau ini yang kita lakukan berarti kita menjerumuskan diri kita sendiri ke dalam pencobaan.

Kisah anak angkat tadi menjadi inspirasi bagi hidup kita. Pengalaman kasih yang begitu dalam membantu diri anak itu untuk bertumbuh dan berkembang dalam iman akan Tuhan. Tidak sedikit pun timbul pikiran dalam hatinya untuk mengingkari kasih setia kedua orangtuanya. Malah ia bersyukur memiliki orangtua yang begitu baik.

Tentu saja ada hal-hal yang menjadi pendukung bagi dirinya untuk tetap bertahan dalam ungkapan syukur yang terus-menerus. Pertama, cinta yang begitu tulus dan mendalam dari orangtua angkatnya. Orang yang mengalami cinta yang tulus itu mesti sadar bahwa hanya dengan dan melalui cinta itu orang dapat hidup dengan damai. Hanya dengan dan melalui cinta itu orang mampu menanggapi kebaikan sesamanya.

Kedua, cinta yang tulus itu kemudian ditumbuhkembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang tidak hanya membiarkan cinta yang tulus itu hadir begitu saja dalam dirinya. Tetapi orang secara kreatif menumbuhkembangkannya. Cinta yang tulus tetaplah cinta yang tidak berguna saat tidak ditumbuhkembangkan dengan baik dan benar. Orang yang mampu menumbuhkembangkan cinta yang tulus itu orang yang mampu bersyukur atas kebaikan Tuhan.

Karena itu, yang dibutuhkan dari diri setiap orang adalah sikap syukur yang terus-menerus ditampilkan dalam hidup. Selalu saja ada usaha yang terus-menerus untuk menumbuhkembangkan hidup di atas dasar cinta kasih. Tentu saja hal ini tidak gampang. Ada berbagai tantangan yang mesti dihadapi. Anak dalam kisah tadi mesti menghadapi kenyataan bahwa dirinya hanyalah anak angkat. Namun cinta yang tulus telah mengalahkan tantangan hidup itu.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk terus-menerus mensyukuri kebaikan Tuhan melalui cara hidup kita sehari-hari. Tuhan begitu baik kepada kita. Tuhan selalu peduli terhadap kita. Mari kita berusaha untuk mensyukuri kebaikan Tuhan dengan hidup baik di hadapanNya. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

866

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.