Pages

28 September 2010

Berusaha Hidup Apa Adanya


Ada seorang anak yang hidupnya bersahaja. Padahal ia anak seorang pedagang yang kaya raya di kotanya. Ia ingin hidup apa adanya seperti teman-temannya yang lain. Ia mau berjalan kaki menuju sekolahnya. Ia tidak mau dianjar oleh orangtua atau pembantunya. Ia ingin berusaha untuk menghayati hidup ini dengan sungguh-sungguh.

Bagi anak itu, semua harta kekayaan ayahnya adalah anugerah dari Tuhan. Jadi tidak perlu ia menonjol-nonjolkan harta kekayaan itu. Ia berkata, ”Harta kekayaan itu dapat saja hilang dalam waktu yang singkat. Jadi saya tidak perlu mengandalkan harta kekayaan itu. Cukuplah saya menggunakannya untuk kemajuan diri saya dan sesama saya.”

Orangtuanya sampai heran melihat sikap anaknya. Kalau saja ia mau memiliki apa saja, tentu orangtuanya akan memenuhinya. Namun ia tidak mau. Yang ia inginkan adalah ia membangun persahabatan dengan semua orang. Karena itu, ia ingin tampil apa adanya. Ia mau agar teman-temannya tidak segan bergaul dengannya. Ia ingin agar tidak ada perbedaan antara yang miskin dan kaya. Semua manusia itu sama di hadapan Tuhan.

Sahabat, tentu saja semangat seperti ini menjadi suatu keutamaan yang mesti dikejar oleh setiap manusia. Mengapa? Karena ketika orang berani mengalahkan kepentingan dirinya sendiri, ia akan menemukan begitu banyak hal baik dalam hidupnya. Ia tidak perlu bersusah payah mencari cara-cara untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Semua sudah tersedia baginya.

Soalnya adalah gengsi sering membutakan hati manusia. Karena dorongan untuk sama dengan orang lain, orang berusaha untuk memenuhi dirinya dengan apa saja. Padahal sebenarnya orang tidak mampu mencukupi dirinya sendiri. Orang mesti hidup apa adanya. Orang tidak perlu dibuai oleh gengsi.

Ada orang mengatakan bahwa gengsi itu mahal. Kok bisa? Karena demi gengsi orang rela mengumpulkan apa saja untuk dirinya sendiri. Orang berani menghiasi dirinya dengan hal-hal yang mahal. Orang ingin menyamai sesamanya. Tidak cukup orang hidup sesuai dengan apa yang dimilikinya. Tentu saja sikap seperti ini akan membahayakan diri sendiri. Orang berusaha sekuat tenaga untuk sesuatu yang sebenarnya tidak mungkin dikejarnya.

Kisah tadi menunjukkan kepada kita bahwa hidup apa adanya itu membantu orang untuk menemukan dan mengerti tentang dirinya sendiri. Orang dapat membangun sesuatu yang bernilai tinggi tanpa harus mengandalkan harta kekayaan yang dapat binasa. Orang dapat membangun persahabatan yang seluas-luasnya dengan tampil apa adanya.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk berani mengambil langkah yang baik dalam hidup ini. Langkah yang baik itu adalah hidup apa adanya. Kita tidak perlu tergoda oleh gengsi yang sering menggerogoti hidup manusia. Dengan demikian, kita dapat membangun suatu persahabatan dengan semua orang. Kita dapat menjadi orang-orang yang berguna bagi sesama kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

511

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.