Pages

15 September 2010

Waktu untuk Refleksi




Ada seorang manager perusahaan yang akhir-akhir ini jarang menampakkan dirinya di perusahaannya. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya. Sudah puluhan tahun ia mengendalikan perusahaan itu. Ia dianggap sukses oleh para karyawannya. Namun akhir-akhir ini ia kurang bergairah dalam bekerja. Ia sendiri tidak tahu apa yang menjadi permasalahan utamanya.

Karena itu, ia mulai tidak masuk kerja dengan berbagai alasan. Ia tinggal di rumah sepanjang hari. Istrinya bingung melihat situasi hidup suaminya yang ia kenal sebagai seorang pekerja keras. Suatu hari istrinya bertanya kepada suaminya, “Apa sebenarnya yang terjadi, Pak?”

Sang suami terdiam mendengar pertanyaan istrinya. Matanya tertuju pada buku yang sedang dibacanya. Ia tidak mau membicarakan suasana hatinya kepada istrinya. Hal itu sangat terbalik dengan apa yang terjadi selama ini. Biasanya ia membagikan pengalaman-pengalaman hidupnya kepada istri dan anak-anaknya. Namun sekarang, ia hanya diam membisu tentang pekerjaannya.

Istrinya tidak mau menyerah terhadap sikap diam suaminya. Ia tetap mengajukan pertanyaan kepadanya, “Pak, katakan apa yang sedang bapak hadapi? Apakah bapak dipecat?”

Akhirnya suaminya mau buka suara. Ia berkata, “Sebenarnya tidak ada apa-apa yang terjadi dengan saya. Saya hanya mengalami kejenuhan dalam bekerja. Saya bosan sekarang ini. Saya tidak ingin melihat perusahaan dan para pegawainya. Saya ingin ambil waktu untuk merefleksikan hidup saya. Boleh, kan?”

Ada kalanya orang mengalami kejenuhan dalam hidupnya. Pekerjaan yang rutin dapat membuat orang kurang bergairah dalam pekerjaannya itu. Orang menjadi bosan. Karena itu, orang butuh waktu untuk menumbuhkan semangat baru dalam dirinya. Dengan demikian, ia dapat memiliki gairah baru dalam menuntaskan pekerjaan-pekerjaannya.

Kisah tadi mau mengajak kita untuk merefleksikan kembali segala sesuatu yang telah kita lakukan selama hidup ini. Apa sesungguhnya makna pekerjaan-pekerjaan itu bagi hidup kita? Mengambil waktu untuk berefleksi akan membantu orang menemukan makna yang sesungguhnya dari suatu pekerjaan.

Orang bekerja bukan hanya untuk pekerjaan itu sendiri. Atau orang bekerja bukan hanya untuk mencari nafkah. Orang bekerja sebagai penghayatan iman akan Tuhan. Orang bekerja itu sebagai ungkapan kasihnya terhadap Tuhan dan sesama. Orang yang bekerja itu menyatakan syukurnya atas kasih karunia yang telah diterima dalam hidupnya.

Karena itu, mengambil waktu khusus untuk berefleksi berarti kita mengambil kesempatan untuk memperdalam syukur kita kepada Tuhan. Kita mau semakin mendalami kasih kita kepada sesama yang setiap hari kita jumpai. Dengan demikian, pekerjaan kita itu menghasilkan buah yang berlimpah-limpah, jasmani dan rohani. Mari kita mengambil waktu untuk refleksikan pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

498

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.