Pages

18 September 2010

Panggilan untuk Menjadi Orang Baik




Ada bibit kelapa yang ada di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakan akar-akarku dalam-dalam di ladang ini. Aku ingin menjulangkan daun-daunku di atas tanah yang keras ini. Aku ingin melambai-lambai di udara. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi.”

Bibit kelapa itu pun tumbuh. Semakin hari kelapa itu tumbuh menjadi besar. Ia melambai-lambai begitu diterpa angin senja. Pohon kelapa itu memberi kehidupan baru bagi alam sekitarnya. Kehadirannya sungguh-sungguh memberikan makna yang begitu besar bagi lingkungannya.

Tetapi bibit kelapa yang kedua hanya menyaksikan lambaian kelapa pertama itu dalam diam. Sejak awal ia takut untuk bertumbuh. Ia membiarkan dirinya kerdil. Ia berkata, “Aku takut. Kalau kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah di bawah sana sangat gelap?”

Bibit kelapa yang kedua akhirnya tetap saja kerdil. Ketakutannya itu membuat ia tidak bisa tumbuh dengan baik. Beberapa waktu kemudian, pemilik bibit itu membakarnya. Ia tidak berguna lagi. Ia lebih pantas untuk dibuang, karena tidak menghasilkan apa-apa bagi kehidupan.

Hidup itu suatu pilihan. Orang harus memilih dalam hidup ini, agar menemukan hidup yang lebih baik. Kisah dua bibit kelapa tadi juga demikian. Mereka memilih cara hidup mereka masing-masing. Mau berbuah bagi kehidupan atau tidak, mereka mesti memilih.

Pilihan yang tepat akan menentukan perjalanan hidup. Pilihan yang tepat akan membantu orang untuk menghayati hidup secara lebih baik. Orang yang memilih menjadi teroris, misalnya, akan menghadapi berbagai resiko yang mengerikan. Mengapa? Karena orang seperti ini akan dikejar-kejar oleh pihak berwajib. Tentu saja ini suatu pilihan yang egois yang hanya menguntungkan dirinya sendiri. Ini suatu pilihan yang merugikan kehidupan banyak orang.

Semestinya manusia memilih untuk menjadi orang baik. Orang yang memberi kesempatan bagi dirinya untuk bertumbuh dan berkembang, sehingga berguna bagi kesejahteraan bersama. Hidup manusia ini mesti berbuah bagi banyak orang. Tidak hanya untuk diri sendiri. Mengapa? Karena manusia tidak hanya hidup bagi dirinya sendiri. Manusia juga hidup bagi sesama yang ada di sekitarnya.

Karena itu, orang beriman itu mesti berpikir tentang menghasilkan buah-buah yang baik bagi kehidupan bersama. Inilah panggilan hidup setiap orang beriman. Orang beriman dipanggil untuk memperjuangkan kehidupan. Dengan demikian, kehidupan manusia semakin baik. Manusia semakin menemukan makna dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.co


501

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.