Pages

10 September 2010

Mengandalkan Tuhan dalam Hidup




Suatu hari, seorang pedagang kain melintasi sebuah perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya, melongok keluar jendela dan melihat pedagang itu membawa bakul berisi kain-kain yang indah. Wanita tersebut terpikat dan menawar beberapa lembar kain dengan harga dua juta rupiah.

Ketika pedagang itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi tiga juta rupiah. Tanpa pikir panjang, pedagang itu pun setuju. Ia menyerahkan beberapa kain lembar itu. Rupanya itulah kain-kain terakhir yang tersisa hari itu. Hatinya terasa riang sekali. Ia boleh pulang ke rumah dengan hati yang lega. Istri dan anak-anaknya akan menyambutnya dengan uang yang banyak.

Namun sial baginya. Tidak begitu lama berjalan, seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati. Perampok itu merampas uangnya dan kabur. Ia tak bisa berkutik. Ia menyerahkan semua uang hasil jualan kain hari itu. Ia melanjutkan perjalanan dengan penuh kekesalan.

Setiba di rumah, istri pedagang kain itu menerima kedatangan suaminya dengan penuh prihatin. Ia tidak habis pikir, mengapa sang suami bisa kehilangan uang yang banyak. Namun ia menghibur suaminya, ”Sudahlah. Jangan terlalu memikirkan peristiwa itu. Yang penting bapak selamat. Uang itu hanyalah barang duniawi yang dapat binasa. Jadi kesedihan seperti itu jangan dibuat lama-lama. Kita mesti sadar bahwa kita tak pernah memiliki apa pun di bumi. Kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan, jika kita kehilangan sesuatu.”

Banyak orang sedih ketika kehilangan harta. Mengapa? Karena harta itu sangat berharga. Bahkan ada orang yang rela mengorbankan kehormatan dirinya hanya untuk mengumpulkan hartanya. Begitu banyak orang melakukan hal-hal yang tidak senonoh hanya untuk mengumpulkan harta duniawi.

Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa harta bukanlah segala-galanya dalam hidup ini. Harta dapat hilang dalam waktu sekejap. Harta hanyalah sesuatu yang sementara yang membantu manusia untuk meraih sesuatu yang lebih besar. Harta hanyalah sarana bagi hidup manusia, bukan tujuan.

Karena itu, dalam salah satu pengajaranNya, Yesus berkata, ”Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.”

Artinya, Yesus ingin agar manusia sungguh-sungguh menyadari pentingnya kehidupan ini. Kehidupan ini tidak hanya sekedar harta yang dapat binasa. Kehidupan ini lebih berharga daripada harta. Mari kita berusaha untuk menempatkan harta sebagai sarana bagi perjalanan hidup kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh menggantungkan hidup pada kuasa Tuhan. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

493


0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.