Ada seorang guru bijaksana yang mengajarkan kepada murid-muridnya untuk senantiasa mencari yang baik. Murid-muridnya tidak boleh mengejar yang jahat dalam hidup mereka. Guru itu memberi alasan bahwa hidup dalam kebaikan itu membuahkan hal-hal yang indah. Sukacita akan dialami dalam hidup manusia. Kebahagiaan yang menjadi tujuan hidup manusia itu bukan hanya dalam angan-angan.
Sedangkan mengejar yang jahat hanya menaruh hidup di ujung bahaya. Hidup orang hanya dipenuhi dengan kebencian, iri hati dan kecenderungan untuk melakukan hal-hal jahat. Pikiran orang yang mengejar kejahatan itu hanya tertuju pada menghancurkan sesamanya.
Guru bijaksana itu berkata kepada murid-muridnya, “Cintailah yang baik. Hiduplah baik dengan semua orang. Yang harus ada dalam diri Anda adalah mengasihi semua orang tanpa memandang siapa mereka.”
Menurut murid-muridnya, ajaran seperti ini tidak gampang. Masih ada begitu banyak kecenderungan dalam diri mereka untuk membenci sesamanya. Mereka masih iri terhadap sesamanya yang melakukan hal-hal yang baik. Tentang hal ini, guru bijaksana itu berkata, “Kalau kamu melihat ada orang yang baik, jangan kamu menaruh iri atau benci. Tetapi kamu harus menerimanya dengan baik. Kamu harus belajar dari orang itu, bagaimana dia bisa melakukan kebaikan bagi sesamanya. Dengan cara itu, kamu mampu melakukan hal-hal yang baik.”
Sahabat, kita hidup dalam dunia yang sering ngotot-ngototan. Banyak dari kita yang tidak mau orang lain melebihi kita dalam berbuat baik. Kita cenderung iri hati. Kita cenderung menyisihkan sesama yang melakukan kebaikan itu. Tentu saja hal ini mesti kita buang jauh-jauh. Mengapa? Karena hanya dalam kebaikan itu kita mampu memperjuangkan hidup ini. Hanya dalam suasana kasih dan persaudaraan kita mampu membawa hidup kita dan sesama menuju kebahagiaan.
Kisah pengajaran guru bijaksana tadi menjadi suatu inspirasi bagi kita untuk senantiasa mengutamakan kebaikan dalam hidup ini. Mencari dan menumbuhkan kebaikan dalam hidup kita lebih beruntung. Kita bebas dari konflik-konflik. Kita tidak perlu menempatkan hidup kita di ujung kebinasaan.
Untuk itu, kita mesti terus-menerus belajar untuk mengejar kebaikan dalam hidup kita. Artinya, dengan hidup dalam kebaikan itu, kita mau agar hidup ini menjadi lebih baik dan menyenangkan. Kita ingin membawa diri kita dan sesama kita menuju kebahagiaan yang menjadi dambaan hidup kita.
Mari kita mengejar kebaikan dalam hidup ini. Dengan demikian, kasih senantiasa tumbuh dan menjadi andalan hidup kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
792
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.