Suatu kali saya bepergian dari kota Milwaukee, Wisconsin, ke Lexington, Kentucky, Amerika Serikat. Pesawat yang saya tumpangi transit di kota Detroit, Michigan. Saya harus naik pesawat yang lain untuk sampai di kota Lexington. Sekitar satu jam saya menunggu pesawat yang akan mengangkut saya dan penumpang lain menuju kota Lexington.
Begitu diumumkan nomor penerbangan yang akan kami gunakan, saya langsung menuju ke pesawat. Melihat pesawatnya, saya heran. Kok kami akan diterbangkan dengan pesawat kecil? Tambahan lagi pesawat tersebut dikendalikann seorang pilot yang masih muda. Tidak ada pramugari atau pramugara yang menyertai penerbangan itu. Begitu semua penumpang masuk, pilot sendiri yang menutup pintu pesawat. Lantas ia membagi-bagikan makanan kecil dan minuman kepada para penumpang yang berjumlah 12 orang. Beberapa saat kemudian, pilot menuju ruang kemudi. Pesawat pun take off.
Selama perjalanan saya berdoa, ”Tuhan, apakah Engkau mau kami semua hilang di belantara Amerika ini? Apa yang Engkau inginkan dari kami?”
Saya menjadi ragu dengan keselamatan kami. Seorang penumpang yang duduk di sebelah saya tahu apa yang saya rasakan. Ia tersenyum memandang saya. ”Anda tidak perlu takut. Pesawat kecil ini sudah terlatih untuk menjelajah daerah ini. Pilotnya masih muda. Tetapi dia sangat berpengalaman. Jadi, tenanglah,” kata orang itu.
Saya tidak begitu percaya dengan kata-katanya. ”Anda boleh saja berkata begitu. Tetapi kalau ada apa-apa dengan pesawat ini, kita akan terjun bebas. Tidak ada yang selamat,” jawab saya.
Penumpang itu tersenyum menyaksikan ketidakpercayaan saya. Setelah setengah jam penerbangan, pesawat kecil itu mendarat dengan mulus. Tidak ada benturan keras di landasan pacu. Ternyata pesawat kecil dan pilot yang masih muda itu bisa dipercaya.
Sahabat, kadang-kadang hati kita kecut menyaksikan sesuatu yang tampaknya tidak punya kekuatan. Kita tidak percaya bahwa sesuatu yang kecil itu juga punya kekuatan yang besar. Kita cenderung menganggap remeh sesuatu yang kecil itu. Padahal seperti kisah pengalaman tadi, sesuatu yang kecil itu mempunya kekuatan yang luar biasa. Pesawat yang kecil itu ternyata mampu membawa kami sampai tujuan. Tidak ada gangguan apa-apa.
Karena itu, berhadapan dengan sesuatu yang kecil yang tampaknya kurang berarti, kita tidak boleh memvonis begitu saja. Kita mesti beri kesempatan bagi yang kecil dan kurang berdaya untuk bertumbuh. Dengan demikian, yang kecil itu dapat mengembangkan diri semaksimal mungkin.
Iman yang kita miliki pun awalnya sesuatu yang kecil. Ketika kita pertama kali mengenal Tuhan, mungkin kita kurang begitu yakin bahwa Tuhan mampu menolong kita. Kita ragu-ragu, apakah Tuhan dapat membantu kita untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hidup kita. Namun lama-kelamaan, ketika kita sungguh-sungguh menumbuhkan iman yang kecil itu, kita menjadi orang yang percaya. Kita semakin membangun kesetiaan kepada Tuhan yang kita imani.
Mari kita bangun dan tumbuhkan iman kita yang kecil. Dengan demikian, kita semakin memiliki kesetiaan kepada Tuhan yang kita imani. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.