Sebagian besar dari kita masih ingat pemuda bernama Andres Iniesta. Dialah pahlawan kesebelasan Spanyol pada final Sepakbola Piala Dunia 2010 yang berlangsung di Afrika Selatan. Gol semata wayang yang dicetaknya menjadi penentu sejarah baru di dunia sepakbola: Spanyol menjadi negara kesembilan yang merebut Piala Dunia Sepakbola. Sebelumnya, hanya delapan negara yang bergantian menjadi juara.
Namun yang lebih penting lagi adalah Andres Iniesta bangkit dari keterpurukannya. Sepanjang musim kompetisi liga Spanyol, ia lebih banyak berada di ruang perawatan terhadap cedera hamstring dan pangkal paha. Ia jarang diturunkan oleh pelatih Barcelona, klub di mana ia bernaung. Namun setelah sembuh, ia pun kembali ke penampilan normalnya. Ia bekerja keras untuk mendapatkan tempat di tim utama kesebelasan Spanyol. Untuk kerja kerasnya itu, ia memberikan hadiah berupa trofi Piala Dunia bagi negeri tercintanya.
Tentang partisipasinya di Piala Dunia, pria berusia 26 tahun ini berkata, “Ketika sampai di Piala Dunia, aku menatapnya dengan penuh hasrat serta ambisi. Aku berharap segalanya berakhir baik dan di samping kekalahan lawan Swiss di laga pertama, kami berhasil bangkit dari itu, pulih dengan baik. Semua tahu akhirnya seperti apa.”
Sebagai seorang pemain, Iniesta mengaku tugasnya adalah menggembirakan para penonton dan penggemarnya. “Untuk membuat banyak orang bahagia adalah sesuatu yang tak ternilai. Inilah yang menuntaskan pekerjaanku. Semampunya membuat banyak orang yang mendukung kita bahagia. Kebahagiaan orang tak ternilai harganya,” katanya.
Sahabat, sudahkah Anda menghadirkan kegembiraan bagi sesama Anda dalam hidup ini? Atau Anda telah menghadirkan kecemasan dalam diri sesama Anda? Kalau hal terakhir ini yang terjadi, Anda mesti segera mengintrospeksi diri Anda. Mengapa? Karena tugas setiap orang adalah memberikan kegembiraan hidup bagi sesamanya. Tugas kita dalam hidup ini adalah menciptakan suasana sukacita bagi sesama. Ketika kita menciptakan suasana yang menggembirakan sesama, kita memberikan pengharapan bagi sesama kita.
Pengharapan itu begitu penting dalam hidup ini. Ada orang yang tidak punya pengharapan. Mereka merasa bahwa hidup ini akan segera berakhir. Mereka tidak perlu punya macam-macam pengharapan. Yang penting bagi mereka adalah menjalani hidup ini. Tidak perlu menggantungkan pengharapan setinggi langit. Tentu saja orang seperti ini akan hidup biasa-biasa saja. Tidak ada gejolak dalam hidup mereka. Mereka hanya mencari aman saja. Padahal ada begitu banyak sesamanya yang menantikan sukacita dari mereka.
Kisah di atas memberi kita contoh bagaimana orang mesti berani bekerja keras untuk memberikan kegembiraan bagi sesamanya. Orang yang demikian tidak bisa hidup biasa-biasa saja. Orang seperti ini punya tujuan hidup dan punya cita-cita yang tinggi. Cita-citanya itu tidak bisa dikalahkan oleh berbagai hambatan yang menghadang hidupnya.
Karena itu, mari kita berusaha untuk membawa kegembiraan dan harapan bagi sesama kita. Dengan demikian, hidup ini semakin memiliki makna yang lebih mendalam. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
809
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.