Suatu hari seorang ibu mengagumi Yesus. Waktu itu, Yesus sedang mengajar tentang mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. Selain mengajar, Yesus juga menyembuhkan berbagai penyakit dari orang-orang yang menderita. Tiba-tiba di tengah-tengah kerumunan orang banyak, seorang ibu bangkit berdiri. Jari telunjuknya ditujukan kepada Yesus.
Ibu itu berkata, ”Berbahagialah ibu yang telah melahirkan dan menyusui Engkau.”
Yesus tersenyum mendengar kata-kata perempuan itu. Lantas Yesus menjawab, ”Lebih berbahagialah orang yang mendengarkan dan melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup sehari-hari.”
Perempuan itu tersipu-sipu. Ia merasa malu sendiri dengan kata-katanya. Baginya, perempuan yang telah melahirkan dan menyusui Yesus tentu saja seorang yang istimewa. Seorang perempuan yang terhormat. Seorang perempuan yang pantas berbahagia menyaksikan kesuksesan anaknya.
Sahabat, ternyata bagi Yesus, yang lebih berbahagia adalah semua orang yang mau memasang telinga untuk mendengarkan kehendak Tuhan. Soalnya adalah apakah di zaman sekarang ini orang mampu menangkap kehendak Tuhan? Bukankah banyak orang lebih suka mendengarkan dirinya sendiri? Bukankah banyak orang selalu mengalami kesulitan untuk mendengarkan orang lain, apalagi mendengarkan kehendak Tuhan?
Tuhan berbicara kepada kita setiap hari. Ini yang mesti kita sadari. Tuhan berbicara melalui tanda-tanda zaman. Tuhan berbicara kepada kita melalui orang-orang yang ada di sekitar kita. Ketika kita salah jalan, Tuhan menegur kita melalui sesama kita. Nah, untuk hal seperti ini kita mengalami kesulitan untuk menerima. Mengapa? Karena kita selalu merasa diri benar. Tidak boleh ada orang yang menegur atau memperingatkan kita, ketika kita berjalan di jalan yang salah.
Tuhan juga menghendaki agar kita melaksanakan keinginan-keinginanNya. Tuhan selalu menginginkan hal-hal yang baik terjadi dalam hidup kita. Tuhan selalu menginginkan kita hidup baik dan benar di hadapanNya. Tuhan tidak mau kita mengalami kesulitan dalam hidup ini. Ini yang semestinya kita yakini dalam perjalanan hidup ini. Kita mesti berjuang terus-menerus untuk melaksanakan kehendak Tuhan bagi hidup kita.
Karena itu, kita perlu kesadaran yang dalam untuk mendengarkan kehendak Tuhan bagi diri kita. Kita butuh waktu untuk mendengarkan kehendak Tuhan itu. Kita butuh saat-saat hening untuk membiarkan diri kita dikuasai oleh Tuhan. Dengan demikian, kita mampu mendengarkan dan melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup sehari-hari. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
810
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.