Di suatu desa, hiduplah seorang petani dan anaknya. Ayah dan anak ini menanam padi untuk penghidupan mereka. Setelah mencangkul di musim kemarau yang panas, keduanya mulai menanam di musim hujan tiba. Maklum, kebun yang mereka miliki adalah ladang yang hanya bisa ditanami di musim hujan.
Sang anak bekerja tanpa kenal lelah membantu ayahnya. Ia tidak peduli kedua telapak tangannya menjadi tebal. Butir-butir keringat yang ia cucurkan menjadi sumber rezeki bagi keluarganya. Setelah menanami ladang penuh dengan padi, keduanya mulai beristirahat. Mereka menunggu sampai masa penyiangan tiba. Mereka akan membersihkan rumput-rumput yang tumbuh di sela-sela padi.
Setelah masa penyiangan selesai, keduanya tetap bekerja dengan memberi pupuk pada batang-batang padi itu. Hingga suatu ketika keduanya menikmati hasil panen yang melimpah dari ladang mereka. Setelah beberapa hari padi-padi itu dipanen, sang anak berkata kepada ayahnya, “Ayah, beri saya waktu untuk istirahat. Saya mau pergi ke kota. Boleh kan sesekali saya menikmati hasil kerja kita?”
Ayahnya tersenyum mendengar permintaan anaknya. Ia mengerti itulah keinginan setiap pemuda. Mereka bekerja untuk mengumpulkan uang. Setelah itu mereka gunakan untuk berfoya-foya. Mereka butuh kesempatan untuk menikmati hidup. Tidak selamanya orang hanya bekerja dan bekerja.
Karena itu, ayahnya mengizinkan anaknya itu untuk meninggalkan desa menuju kota. Meski ia tahu bahwa anaknya akan seperti rusa masuk kota, ia tetap membiarkan anaknya pergi. Ia butuh pengalaman. Ia butuh kesempatan untuk mengisi hidupnya dengan pengalaman-pengalaman baru. Apa yang akan terjadi dengan dirinya, sang ayah yakin, anaknya akan mampu bertanggungjawab.
Sahabat, orang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik. Orang yang berani bergelut dengan pengalaman akan menemukan bahwa hidup ini memiliki aneka keindahan. Orang berani belajar dari pengalaman-pengalaman itu. Orang mengasah ketrampilan dirinya melalui pengalaman-pengalaman itu.
Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa orang akan menemukan pengalaman baru dalam hidupnya, ketika ia berani melangkahkan kakinya. Pengalaman itu mesti dijalani. Pengalaman tidak datang dengan sendirinya. Ketika pemuda itu berani meninggalkan desanya, ia boleh berharap akan mendapatkan berbagai pengalaman menarik. Pengalaman-pengalaman baru itu akan memperkaya dirinya dalam hidupnya sehari-hari.
Demikian halnya dengan pengalaman akan Tuhan. Kita percaya bahwa penyertaan Tuhan kita alami dalam kehidupan kita yang nyata. Mengapa? Karena Tuhan hadir dalam perjalanan hidup kita. Tuhan hadir dalam pengalaman hidup kita sehari-hari.
Karena itu, orang beriman mesti berani mencari Tuhan dalam hidup sehari-hari. Orang beriman mesti berusaha menemukan Tuhan dalam kehidupannya yang nyata. Lantas kalau sudah berjumpa dengan Tuhan, orang mesti berani bertanya tentang kehendak Tuhan bagi dirinya. Hanya dengan cara ini, orang mampu berjalan bersama Tuhan. Orang mampu mengenal kehendak Tuhan bagi hidupnya. Dengan demikian, orang menemukan sukacita dan damai dalam hidupnya. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
805
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.