Pages

04 Oktober 2011

Memberi Kepercayaan pada Sesama



Suatu hari saya pulang ke kota asal saya, Maumere, Flores. Dari Denpasar, saya naik pesawat menuju Maumere. Selama dua jam lebih pesawat menjelajah udara kepulauan Sunda kecil menuju timur. Sore itu, udara kurang begitu cerah. Ada awan hitam yang menyelimuti bumi. Pilot mengumumkan bahwa kota Maumere sedang diterpa hujan deras. Namun pilot mengatakan bahwa pesawat akan mendarat dengan mulus. Tidak ada hambatan apa-apa.

Perlahan namun pasti, pilot mengarahkan pesawat menuju landasan. Dari arah laut Flores, pilot tidak bisa langsung menurunkan pesawatnya, karena ada pohon-pohon lontar. Tambahan pula hujan yang masih turun membuat pilot kurang begitu melihat dengan jelas landasan.

Yang dia lakukan adalah mendaratkan pesawat itu begitu saja. Akibatnya, pesawat itu melompat-lompat beberapa kali. Semua penumpang berteriak. Ada yang menundukkan kepala di antara kedua kaki. Ada yang menarik nafas panjang-panjang. Roda pesawat terus bergulir menuju ujung landasan. Makin lama semakin pelan. Pilot berhasil menghentikan pesawat itu sebelum rodanya melewati landasan. Beberapa penumpang memberikan tepuk tangan meriah atas keberhasilan pilot menyelamatkan pesawat dan penumpang.

Sesudah pesawat benar-benar berhenti, pilot keluar dari tempat kemudi. Ia tersenyum kepada para penumpang. Ia mengangkat jempolnya ke arah penumpang. Itu tandanya pesawat dan semua penumpang selamat. ”Terima kasih Anda telah mempercayai saya. Tanpa kepercayaan Anda, saya belum tentu berhasil mendaratkan pesawat ini dalam kondisi jelek seperti ini,” kata pilot itu.

Sahabat, kepercayaan yang kita berikan kepada seseorang akan memacu orang itu untuk melakukan hal-hal yang baik dan besar. Orang mendapatkan tambahan motivasi. Orang mendapatkan dukungan dari sesamanya. Karena itu, kita diajak untuk senantiasa memberikan dukungan kepada sesama kita.

Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa kepercayaan yang diberikan kepada pilot itu sungguh-sungguh bermanfaat. Ia punya tanggung jawab untuk menyelamatkan pesawat dan semua isinya. Selain memang itulah tanggung jawab seorang pilot, tetapi kepercayaan yang diberikan itu menambah semangat dalam dirinya.

Namun orang beriman tidak harus diberi semangat tambahan, ketika melakukan kebaikan bagi sesama. Secara kodrati, orang beriman itu dengan sendirinya melakukan hal-hal baik bagi sesamanya. Mengapa? Karena itulah panggilan hidup manusia. Berbuat baik sebanyak-banyaknya bagi sesamanya. Dengan demikian, sukacita dan damai hadir dalam hidup manusia.

Untuk itu, dibutuhkan kreatifitas dalam menjalani hidup ini. Orang tidak bisa hanya menunggu untuk melakukan sesuatu. Seperti pilot yang menyelamatkan para penumpang itu. Dia tentu tidak hanya mengikuti arus saja. Tetapi dia butuh kreatifitas untuk mendaratkan pesawat dengan baik dan benar.

Mari kita terus-menerus berusaha untuk menaruh harapan pada Tuhan. Dengan demikian, kita dapat menemukan damai dan sukacita dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


795

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.