Pages

27 Januari 2013

Saat Gagal, Tetap Berserah Diri kepada Tuhan

Pernahkah Anda gagal dalam hidup ini? Saya rasa, setiap dari kita pernah mengalami kegagalan dalam hidup ini. Soalnya, bagaimana pandangan Anda tentang kegagalan itu? Ketika Anda memandang kegagalan sebagai akhir dari segala-galanya, Anda akan mengalami kehancuran dalam hidup ini.

Kisah Simson atau Samson sangat menarik untuk disaksikan atau didengar. Dikisahkan bahwa Simson dipersembahkan untuk Tuhan selepas minum susu dari ibunya. Sejak lahir, ia dipenuhi oleh kuasa Tuhan. Ia menjadi orang yang sangat kuat karena matiraga dan ulah tapanya. Tidak ada seorang pun yang mampu mengalahkan Simson.

Namanya berarti sinar mentari atau mentari kecil. Seperti mentari, ia terus-menerus bersinar. Ia memberikan jaminan bagi bangsanya bahwa bangsanya tidak akan bisa ditaklukkan oleh bangsa-bangsa lain. Sejak dia lahir dan tumbuh dewasa, dia seperti panas mentari yang membakar musuh-musuhnya dengan sangat dahsyat.

Sayang, kekuatannya itu tunduk di bawah rayuan Delilah. Rambutnya yang panjang yang menjadi sumber kekuatannya, berhasil dipotong oleh Delilah yang berasal dari Lembah Sorek. Akibatnya, Simson ditangkap oleh bangsa Filistin. Ia dipenjarakan dan kemudian mendapatkan penganiayaan yang luar biasa.

Tetapi Tuhan tetap menyertai Simson. Dalam keadaan tak berdaya, Tuhan masih melindungi Simson. Dengan sisa-sisa kekuatannya, Simson masih melakukan hal-hal yang ajaib. Ia masih bisa membunuh orang-orang yang menganiaya dirinya.

Di akhir hidupnya, Simson berkata, “Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini."

Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya. Rubuhlah rumah di mana ia ditahan dan menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak yang ada di dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak daripada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya.

Sahabat, ketika hal-hal kurang baik menimpa seseorang, orang selalu berpikir bahwa Tuhan meninggalkan orang tersebut. Padahal belum tentu. Dalam suasana kurang baik pun Tuhan tetap bekerja untuk menyelamatkan umat manusia. Kisah Simson menjadi salah satu contoh yang menarik bagi kita.

Orang selalu mengenang kisah Simson dengan sedih. Kisah tentang kegagalan. Orang akan mengingat kisahnya yang memalukan karena diperalat oleh seorang pelacur dan berakhir menjadi seorang badut buta di istana musuh. Tetapi benarkah seperti ini? Bukankah "Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak daripada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya?" Pertempuran terakhirnya adalah puncak kemuliaannya, tak peduli segala kegagalan dan kekelaman yang dia lewati.

Tuhan tidak pernah mencap kita sebagai orang gagal. Tak peduli betapa memalukan kegagalan kita. Tak peduli sekali pun semua orang, bahkan saudara-saudari kita mengecam kita, Tuhan senantiasa memberi kesempatan. Hal itu dibuktikan melalui Simson. Pertempuran terakhirnya lebih dahsyat dari segala pencapaian seumur hidupnya.

Kasih Tuhan itu seperti mentari abadi. Tidak pernah pudar. Kasih Tuhan selalu bersemi selama-lamanya, tidak peduli apakah kita masih ada atau tidak. Karena itu, apa yang mesti kita buat? Yang mesti kita buat adalah berserah diri di bawah kuasa Tuhan. Kita membiarkan Tuhan menguasai seluruh hidup kita. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk membahagiakan diri dan sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO


936

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.