Pages

11 Agustus 2011

Tuhan Selalu Membantu Kita melalui Sesama Rata Penuh

Suatu hari seorang pemuda terjatuh. Kakinya terpeleset saat berjalan di trotoar. Lututnya terpelecok. Ia merasakan sangat sakit. Ia berteriak meminta pertolongan. Orang-orang berdatangan mengerumuninya. Lantas empat orang lelaki segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Ia kemudian dirawat di rumah sakit tersebut dengan jaminan mereka.

Beberapa hari kemudian ia boleh pulang ke rumahnya dengan lutut yang diperban. Keempat orang lelaki itu sudah menghilang dari hidupnya. Namun mereka telah membayar semua biaya perawatannya. Pemuda itu tidak bisa mengerti mengapa di zaman seperti ini masih ada orang yang punya kepedulian yang begitu besar terhadap sesamanya.

Namun pemuda itu tetap bersyukur atas kebaikan keempat lelaki itu. Ia telah menerima kebaikan itu. Ia tidak perlu menderita lebih lama lagi. Apalagi ia sendiri tidak punya banyak uang untuk membiayai pengobatan lututnya. Sebagai gantinya, ia mendoakan mereka, agar Tuhan memberi mereka kesehatan yang baik.

Menurut pemuda itu, bantuan yang ia butuhkan itu berasal dari Tuhan sendiri. Tuhan telah menggunakan sesamanya untuk membantu dirinya. Ternyata Tuhan masih ada. Tuhan tidak meninggalkan dirinya di saat ia sangat membutuhkan bantuan. Tuhan membantunya melalui orang lain, meski ia sendiri tidak mengenal mereka.

Sahabat, kita sering terjebak dalam persoalan-persoalan hidup kita sendiri. Kita tidak tahu bagaimana kita mesti keluar dari persoalan-persoalan itu. Ada yang kemudian lari dari persoalannya. Akibatnya, orang seperti ini merasa selalu dikejar-kejar oleh persoalan hidupnya. Hidupnya menjadi tidak bahagia. Ia menjadi orang yang mudah dikuasi oleh persoalan-persoalan hidup.

Apa yang mesti dilakukan, agar orang tidak melarikan diri dari persoalan-persoalan hidupnya? Yang mesti dilakukan adalah orang membuka hatinya kepada sesamanya. Orang berani meminta bantuan dari sesamanya. Orang mesti yakin bahwa Tuhan bekerja melalui sesama dalam hidup sehari-hari.

Untuk itu, orang mesti berani merendahkan hatinya. Orang tidak boleh menganggap dirinya dapat menyelesaikan persoalan-persoalan hidupnya dengan kekuatannya sendiri. Tuhan telah memberikan sesama bagi hidup kita untuk membantu kita dalam hidup ini. Karena itu, manusia disebut makhluk sosial. Makhluk yang tidak bisa hidup untuk dirinya sendiri. Manusia selalu hidup bersama orang lain.

Karena itu, sebagai orang beriman, kita mesti selalu menghargai keberadaan sesama di sekitar kita. Kisah tadi memberi kita inspirasi untuk senantiasa menghargai kehadiran sesama itu. Tuhan hadir dalam setiap langkah hidup kita. Tuhan siap memberikan bantuan kepada kita di saat kita mengalami persoalan-persoalan dalam hidup ini. Karena itu, mari kita membuka hati kita kepada Tuhan melalui sesama yang ada di sekitar kita. Kita membiarkan diri kita dibantu oleh Tuhan melalui sesama kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

755

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.