Pages

12 Juni 2011

Uluran Tangan Sesama Memberi Kehidupan


Seorang ibu mengalami penderitaan luar biasa. Setelah ditinggal mati suaminya, ia mesti berjuang untuk membesarkan tiga orang anaknya sendirian. Dengan berbagai cara, ia berusaha untuk menyekolahkan tiga anaknya yang kini memasuki masa remaja itu. Ia bekerja siang dan malam tak kenal lelah.

Suatu hari ia merasa sakit di kedua payudaranya. Rupanya ada dua benjolan yang bersarang di sana. Apa yang mesti ia buat? Tubuhnya mulai terasa sakit yang tak tertahankan. Ia pun memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke dokter. Hasil pemeriksaan itu sangat menyejutkan dirinya. Kedua payudaranya itu mesti dibuang, kalau ia masih mau tetap hidup.

Soalnya adalah biaya untuk operasi itu sangat besar. Ia tidak mampu membiayainya. Apalagi ia sendiri mesti membiayai tiga anaknya. Ia merasa berat. Ia merasa ia tidak berdaya. Biaya operasi yang besar selalu menghantui dirinya. Di saat-saat ia sendirian, airmatanya tiba-tiba bercucuran membasahi wajahnya.

Kadang, dalam keputusasaan ia berkata dalam hatinya, “Sudahlah, tidak usah dioperasi. Toh tidak ada jaminan akan terus hidup.”

Namun kemudian ia sadar bahwa ia seorang beriman. Orang beriman itu selalu menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Karena itu, ibu itu berusaha terus-menerus menyerahkan hidupnya ke dalam kuasa Tuhan. Ia yakin, Tuhan akan membantu dirinya yang berada dalam kesulitan itu.

Benar! Tuhan membantunya. Melalui adiknya, ada seorang kaya yang peduli terhadap penyakitnya. Orang kaya itu mengirimkan cek untuk biaya operasi dan perawatannya di rumah sakit. Dengan uang itu, ibu itu dapat menjalani operasi. Ia tidak perlu kuatir akan biaya yang akan dikeluarkannya. Ia juga tidak perlu lagi kuatir akan biaya sekolah bagi anak-anaknya.

Sahabat, banyak orang merasa putus asa ketika menghadapi persoalan-peroalan dalam hidupnya. Orang merasa tidak punya jalan untuk menyelesaikan persoalannya. Jalan seolah-olah buntu. Akibatnya, orang menyerah pada keadaan. Orang tidak mau berusaha lagi.

Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa semestinya manusia tidak boleh putus asa dalam menghadapi persoalan-persoalan hidupnya. Manusia mesti berani menghadapinya. Manusia mesti mencari cara-cara yang terbaik untuk memecahkan persoalan-persoalan yang ada. Dengan cara ini, orang dapat membahagiakan dirinya dan sesamanya.

Untuk itu, orang mesti memiliki iman yang teguh kepada Tuhan. Orang mesti berani mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Orang mesti percaya bahwa Tuhan mampu membantunya dengan berbagai cara. Tuhan selalu punya cara untuk membantu manusia yang meminta kepadaNya dengan hati yang tulus.

Karena itu, penyerahan diri secara total merupakan suatu gerakan yang mesti selalu dilakukan oleh manusia. Kalau manusia berusaha untuk menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan, ia akan menemukan damai dalam hidupnya. Mari kita senantiasa menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Dengan demikian, damai dan sukacita menjadi bagian hidup kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora Palembang, pukul 22.00 WIB, bagi mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya.



696

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.