Sebelum tahun 2007, hanya sedikit orang yang mengenal Jon Favreau. Walaupun memiliki keahlian dalam menulis pidato semasa kuliah di College of Holy Cross di Massachusetts, Amerika Serikat, namanya justru meroket ketika ia masuk sebagai tim kampanye Barack Obama. Ia menjadi ketua tim perumus pidato-pidato Barack Obama. Usianya yang masih sekitar 20-an tahun ketika itu membawa Favs tercatat dalam sejarah Amerika Serikat sebagai penulis pidato pelantikan presiden AS termuda.
Jon Favreau menghabiskan waktu selama dua bulan, 16 jam sehari, untuk menyusun dan merangkai kata-kata pidato Obama. Tidaklah mengherankan apabila sang Presiden selalu memukau pada setiap penampilannya di hadapan jutaan bahkan ratusan juta rakyatnya. Semua tak lain dan tak bukan berkat buah kejeniusan anak muda ini.
Tentu saja pencapaian seperti ini tidak diraih Jon Favreau begitu saja. Ia mesti bekerja keras. Ia mesti mengorbankan saat-saat senggang untuk bersantai ria dengan sahabat-sahabatnya. Ia mengaku, banyak waktu istirahatnya ia gunakan untuk merancang pidato-pidato bagi presiden Amerika Serikat itu.
Sahabat, kualitas karya seseorang tidak dicapai dalam waktu yang singkat. Orang juga tidak melewatinya dengan santai-santai saja. Tetapi suatu kualitas karya diraih dengan banyak korban. Korban itu bisa waktu. Korban itu bisa tenaga yang begitu banyak dicurahkan untuk suatu karya yang spektakuler.
Untuk meraih kualitas yang baik dalam suatu karya orang membutuhkan ketekunan. Orang juga perlu kesabaran dalam membangun kualitas karya. Kalau orang tidak sabar, orang akan mudah putus asa saat menghadapi benturan demi benturan. Kalau orang tidak tekun, orang akan lari dari satu karya ke karya yang lain saat menghadapi tantangan dan rintangan.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa kita punya kesempatan yang sama untuk meraih kualitas karya-karya kita. Yang penting adalah kita tekun dan sabar dalam usaha-usaha kita untuk mengasah karya-karya kita. Ketekunan telah membawa Jon Favreau dikenal banyak orang. Kualitas karyanya memukau jutaan orang. Ia tidak bekerja asal-asalan. Ia bekerja dengan penuh kesungguhan hati.
Sering banyak orang mudah menyerah begitu ada tantangan yang menghadang usaha-usaha mereka. Atau mereka lari dari satu karya ke karya yang lain. Akibatnya, mereka kurang fokus. Mereka memulai suatu karya dari awal lagi. Akibatnya, karya-karya mereka kurang punya kualitas.
Emas murni yang berkualitas tinggi diperoleh melalui proses yang butuh ketekunan dan kesabaran. Orang yang mau cepat-cepat menciptakan emas yang murni biasanya akan kecewa. Orang tidak akan memiliki kualitas sempurna dari emas yang diinginkannya.
Orang beriman mesti membangun ketekunan dan kesabaran untuk meraih kualitas hidup yang lebih baik. Untuk itu, orang mesti berani mempertaruhkan hidupnya. Orang mesti fokus pada karya yang sedang dilakukannya. Dengan demikian, hidup ini menjadi semakin baik. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
842
Jon Favreau menghabiskan waktu selama dua bulan, 16 jam sehari, untuk menyusun dan merangkai kata-kata pidato Obama. Tidaklah mengherankan apabila sang Presiden selalu memukau pada setiap penampilannya di hadapan jutaan bahkan ratusan juta rakyatnya. Semua tak lain dan tak bukan berkat buah kejeniusan anak muda ini.
Tentu saja pencapaian seperti ini tidak diraih Jon Favreau begitu saja. Ia mesti bekerja keras. Ia mesti mengorbankan saat-saat senggang untuk bersantai ria dengan sahabat-sahabatnya. Ia mengaku, banyak waktu istirahatnya ia gunakan untuk merancang pidato-pidato bagi presiden Amerika Serikat itu.
Sahabat, kualitas karya seseorang tidak dicapai dalam waktu yang singkat. Orang juga tidak melewatinya dengan santai-santai saja. Tetapi suatu kualitas karya diraih dengan banyak korban. Korban itu bisa waktu. Korban itu bisa tenaga yang begitu banyak dicurahkan untuk suatu karya yang spektakuler.
Untuk meraih kualitas yang baik dalam suatu karya orang membutuhkan ketekunan. Orang juga perlu kesabaran dalam membangun kualitas karya. Kalau orang tidak sabar, orang akan mudah putus asa saat menghadapi benturan demi benturan. Kalau orang tidak tekun, orang akan lari dari satu karya ke karya yang lain saat menghadapi tantangan dan rintangan.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa kita punya kesempatan yang sama untuk meraih kualitas karya-karya kita. Yang penting adalah kita tekun dan sabar dalam usaha-usaha kita untuk mengasah karya-karya kita. Ketekunan telah membawa Jon Favreau dikenal banyak orang. Kualitas karyanya memukau jutaan orang. Ia tidak bekerja asal-asalan. Ia bekerja dengan penuh kesungguhan hati.
Sering banyak orang mudah menyerah begitu ada tantangan yang menghadang usaha-usaha mereka. Atau mereka lari dari satu karya ke karya yang lain. Akibatnya, mereka kurang fokus. Mereka memulai suatu karya dari awal lagi. Akibatnya, karya-karya mereka kurang punya kualitas.
Emas murni yang berkualitas tinggi diperoleh melalui proses yang butuh ketekunan dan kesabaran. Orang yang mau cepat-cepat menciptakan emas yang murni biasanya akan kecewa. Orang tidak akan memiliki kualitas sempurna dari emas yang diinginkannya.
Orang beriman mesti membangun ketekunan dan kesabaran untuk meraih kualitas hidup yang lebih baik. Untuk itu, orang mesti berani mempertaruhkan hidupnya. Orang mesti fokus pada karya yang sedang dilakukannya. Dengan demikian, hidup ini menjadi semakin baik. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
842
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.