Seorang ibu mempunyai kebiasaan yang unik setelah ditinggal mati suaminya. Setiap hari ketika ia makan, ia selalu ingat akan suaminya. Karena itu, setiap kali ia makan, ia selalu menyediakan dalam mangkok-mangkok kecil makanan yang ia santap. Mangkok pertama berisi nasi, mangkok kedua berisi air minum, mangkok ketiga berisi lauk pauk dan mangkok keempat berisi sayur-sayuran.
Kebiasaan itu tidak berasal dari adat istiadat di kampungnya. Tetapi kebiasaan itu muncul dari dirinya sendiri. Ia memiliki keyakinan bahwa suaminya yang sudah meninggal dunia itu tidak pernah meninggalkan dia sendirian. Ia yakin, suaminya masih hidup dalam roh. Suaminya masih menemaninya dalam meniti hari-hari hidupnya. Karena itu, sebagai wujud terima kasih atas penyertaan suaminya, ia menyediakan makanan untuk suaminya ketika ia makan.
Cinta itu memang sulit untuk dihapus begitu saja. Apalagi cinta di antara orang-orang yang sungguh-sungguh memberi diri satu sama lain. Ketika ditanya tentang kebiasaannya itu, ibu itu mengatakan bahwa hal itu ia lakukan karena kerinduannya kepada sang suami. Ia melakukan hal itu untuk mengungkapkan kerinduannya itu. Suaminya itu masih hidup di dalam hatinya. Karena itu, ia mendapatkan dorongan semangat dalam menjalani hari-hari hidupnya.
Cinta kasih itu segalanya bagi hidup manusia. Hidup tanpa cinta bagai hidup dalam kobaran api yang menyala-nyala. Orang melakukan pekerjaan hanya karena terpaksa. Orang saling memberi diri hanya karena tugas dan kewajiban. Orang melakukannya tanpa didasari oleh suatu dorongan cinta dari dalam dirinya.
Buah-buah yang dihasilkan tanpa kasih itu hanyalah suatu perbuatan amal tanpa makna. Buah-buah itu hanya memuaskan orang sesaat saja. Setelah itu, orang akan mengalami kekeringan dalam hidup. Tetapi buah-buah yang dihasilkan dari kasih akan bertahan lama. Buah-buah itu adalah sukacita, kelemahlembutan, kesalehan, kesabaran dan saling menghormati.
Karena itu, sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi oleh kasih yang mendalam kepada Tuhan dan sesama. Kasih itu akan membuat kita tetap setia satu sama lain. Kasih itu mendorong kita untuk tetap setia berbakti kepada Tuhan.
Mari kita hidup saling mengasihi, karena Tuhan senantiasa mengasihi kita. Tuhan tidak bosan-bosannya mencintai kita. Tuhan tidak meninggalkan kita berjuang sendirian dalam dunia ini. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
278
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.