Ada seorang bernama John Bunyan. Ia anak seorang tukang patri yang miskin. Dari hari ke hari hidupnya ia rasakan tidak maju-maju. Ia bosan hidup dalam kemiskinan itu. Karena itu, ia berpikir bahwa percuma ia hidup dalam keadaan seperti itu. Ia ingin hidupnya menjadi lebih bermakna bagi dirinya dan sesamanya. Ia ingin berguna bagi banyak orang.
Karena itu, ia bertekad untuk menerima Tuhan dalam hidupnya. Caranya adalah dengan menyerahkan seluruh kemampuannya kepada Tuhan. Apa yang ia miliki itu ingin ia berikan kepada Tuhan. Ia menyerahkan kemiskinannya, kebodohan dan kelemahannya. Ia membiarkan Tuhan bekerja atas dirinya. Hasilnya, sangat ajaib. Rupanya Tuhan menggunakan John Bunyan yang miskin itu untuk menyelamatkan begitu banyak orang. John Bunyan menjadi pelayan Tuhan yang luar biasa. Orang yang biasa-biasa saja itu menjadi luar biasa dalam melayani Tuhan.
Rahasia keberhasilan John Bunyan ternyata terletak pada kerendahan hatinya. Menurut John Bunyan, kerendahan hati itu seperti sebuah lembah. Lembah itu biasanya terletak di bagian paling bawah dan pada bagian itu tanahnya subur, pohonnya banyak dan buahnya lebat. Karena itu, orang mesti bertumbuh dalam kerendahan hati. Ia akan menghasilkan banyak buah, kalau ia memiliki kerendahan hati.
Sering orang merasa diri hebat. Orang merasa bahwa dia dapat melakukan apa saja tanpa bantuan orang lain. Karena itu, ia akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan gengsi dan kesombongan dirinya. Orang merasa bahwa dengan kekuatannya sendiri ia dapat melakukan segala sesuatu.
Tentu saja pandangan seperti ini sangat keliru. Manusia itu makhluk yang serba terbatas. Manusia itu tidak bisa melakukan banyak hal, kalau orang lain tidak membantu. Manusia itu makhluk yang selalu tergantung kepada yang lain.
Karena itu, tindakan yang diambil oleh John Bunyan dalam kisah tadi sangat tepat. Ia merasa diri tidak mampu melakukan banyak hal untuk keluar dari kemiskinannya. Untuk itu, ia menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Ia mempercayakan seluruh hidupnya ke dalam kuat kuasa Tuhan. Ia yakin, Tuhan yang mahapengasih dan penyayang itu akan membantu hidupnya. Tuhan akan selalu peduli terhadap dirinya. Yang penting adalah ia menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan tanpa banyak persyaratan.
Sebagai orang beriman, kita mesti mendahulukan kerendahan hati di atas segala-galanya. Untuk itu, butuh suatu kesadaran yang mendalam bahwa kita ini manusia yang lemah dan tak berdaya tanpa bantuan dari Tuhan. Kita ini hanyalah makhluk yang terbatas yang dapat melakukan sesuatu yang ajaib, kalau Tuhan senantiasa memberi kekuatan kepada kita.
Karena itu, mari kita menanggalkan segala gengsi dan kesombongan diri yang berlebihan. Kita mesti berani untuk mengulurkan tangan kita meminta bantuan dari sesama kita. Kita mesti senantiasa berserah diri kepada Tuhan yang mahapengasih dan mahapenyayang itu. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
304
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.