Raynald III adalah adipati abad ke-14 di Negara yang sekarang bernama Belgia. Dia sangat tambun. Dalam suatu revolusi, Raynald III ditangkap oleh adiknya sendiri dan dipenjarakan di sebuah ruang khusus. Ruang ini tidak memiliki trali besi di jendelanya dan tidak ada kunci di pintunya. Soalnya, mengapa Raynald III tidak bisa keluar? Ternyata pintu itu sengaja dibuat lebih kecil daripada ukuran tubuhnya yang tambun itu. Dengan demikian ia tidak bisa keluar.
Namun, masih ada harapan baginya. Jika dia dapat menurunkan berat badannya, adiknya bahkan menawarkan untuk mengembalikan gelarnya dan semua kekayaannya segera setelah keluar dari ruang tahanan itu.
Sang adik berani mengajukan tawaran ini, karena dia tahu kelemahan kakaknya. Raynald sangat suka makan melebihi siapa pun di dunia ini. Setiap hari, sang adik mengirimi berbagai makanan yangg enak ke ruang Raynald.
Raynald pun bertambah tambun. Ia tidak mungkin keluar dari sel melalui pintu yang lebih kecil dari tubuhnya itu. Ia mesti menjalani hidup di dalam penjara.
Manusia sering dipenjara oleh nafsu-nafsunya. Ada orang yang begitu terikat oleh makanan yang enak-enak, sehingga dia sulit melepaskannya. Padahal orang ini mesti menjalani diet, karena berbagai penyakit yang dideritanya. Atau ada orang yang memiliki ketergantungan yang begitu tinggi terhadap rokok. Setiap saat mulotnya tidak lepas dari batang-batang rokok. Padahal ia sering batuk-batuk. Ia juga mengalami sakit jantung.
Ada juga orang yang tidak bisa lepas lagi dari minuman beralkohol. Setiap hari ia mesti minum minuman beralkohol itu. Ia sudah ketagihan. Padahal setelah mabuk, biasanya ia membuat keributan. Atau ada orang yang begitu tergantung terhadap narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya.
Orang-orang seperti ini terpenjara oleh keinginan dirinya yang berlebihan. Mereka terbelenggu oleh keinginann yang tidak bisa dikendalikan. Padahal kalau mereka bisa mengendalikan diri, begitu banyak hal baik yang bisa mereka lakukan untuk diri sendiri dan sesama.
Karena itu, dibutuhkan suatu usaha untuk mengendalikan diri dari berbagai macam keinginan yang menguasai diri. Hidup yang aman, damai dan harmonis itu tercipta, kalau orang mampu mengendalikan diri dari berbagai macam keinginan itu. Untuk itu, orang mesti berjuang untuk mengendalikan diri.
Sebagai orang beriman, usaha untuk mengendalikan diri dari berbagai macam keinginan itu mesti dilakukan dalam bimbingan Tuhan. Orang mesti berani menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Tuhan yang semestinya menguasai dirinya, bukan berbagai macam keinginan itu.
Setiap hari kita menerima begitu banyak hal baik dari Tuhan dan sesama. Mari kita syukuri semua itu. Kita bawa dalam hidup kita, agar damai senantiasa menyertai kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
300
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.