Ada seorang anak yang terkenal sangat nakal di rumahnya. Ia juga tidak takut sama siapa saja. Ia tidak memandang siapa yang ada di hadapannya. Kalau ia sedang marah, siapa pun akan dilabraknya. Suatu hari ia kena batunya. Orang yang tidak mau menerima kata-kata kasar anak itu adalah kakaknya sendiri. Sang kakak membalas kata-kata kasar adiknya dengan kata-kata kasar pula.
Akibatnya, mereka berkelahi. Tidak ada yang mau mengalah setelah cukup lama mereka beradu pukul. Sang ibu yang melihat peristiwa itu diam saja. Ia tidak mau melerai mereka. Setelah keduanya capek, sang ibu mendekati mereka. Dalam diam, ia menyuruh keduanya untuk bersalaman. Sang kakak menyorongkan tangan kanannya. Tetapi sang adik tidak mau menerimanya. Bahkan ia hampir menempeleng kakaknya. Untung, tangan sang ibu cepat menghadang tangan sang anak.
“Kamu harus minta maaf sama kakakmu,” kata sang ibu dengan tatapan mata yang tajam.
“Tidak. Dia yang harus minta maaf sama saya,” kata sang adik.
Sang kakak tertegun dalam diam. Beberapa saat kemudian, sang ibu berkata lagi, “Nak, ingatlah. Selama ini kami semua selalu mengampunimu. Kami selalu memaafkan segala perbuatan jelekmu. Coba satu kali ini saja kamu minta maaf dari kakakmu.”
Mata sang adik berbinar-binar. Air matanya bercucuran membasahi wajahnya. Ia tidak bisa menahan air matanya. Dalam sekejap ia merangkul kakaknya. Lalu ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan kakaknya.
Pengalaman itu sangat berkesan dalam hati sang adik. Mulai saat itu ia mulai merubah sikap-sikapnya. Ia tidak ingin menyusahkan keluarganya lagi. Ia menjadi anak yang santun dan mudah diatur oleh orangtuanya.
Sering kali orangtua kurang peduli terhadap kebiasaan-kebiasaan buruk anak-anak mereka. Tentu hal ini menjadi keprihatinan banyak orang. Sudah telanjur dibiarkan baru ada kesadaran akan perbaikan. Sebagai keluarga yang baik, tentu hal ini mesti dihindari.
Satu hal yang perlu diajarkan kepada anak-anak adalah saling mengampuni dalam keluarga. Hal ini terjadi dalam kebiasaan-kebiasaan hidup sehari-hari. Orangtua mulai memberi contoh untuk saling memaafkan. Sebenarnya hal ini tidak sulit, kalau orang dengan rendah hati mau memaafkan atau memohon pengampunan dari anggota keluarga yang lain.
Mengapa orang mesti saling mengampuni di dalam keluarga? Alasan utama adalah setiap orang tidak luput dari kesalahan. Menyadari bahwa setiap orang tidak luput dari kesalahan, maka pengampunan mesti selalu ada dalam keluarga. Sejahat-jahatnya anak-anak, sejahat-jahatnya istri atau suami, mesti selalu ada pengampunan di dalam keluarga. Pengampunan itu pintu menuju kebahagiaan. Orang yang mengalami pengampunan itu akan merasakan ketenangan dalam hidup. Pengampunan itu sangat berharga dalam hidup ini.
Mari kita membangun sikap saling mengampuni dalam hidup kita. Dengan demikian, hidup kita menjadi suatu pintu menuju kebahagiaan. Kalau kita mengampuni sesama, kita akan mengalami betapa hidup begitu indah. Hidup begitu bernilai bagi diri kita dan sesama. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
310
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.