Sebuah perusahaan kosmetik berhasil meminta warga kota besar untuk mengirim surat singkat dan foto wanita paling cantik yang mereka kenal. Hanya dalam tempo beberapa minggu saja ribuan surat diterima oleh perusahaan itu.
Ada salah satu surat yang menarik perhatian karyawan, sehingga memberikannya kepada pemimpin perusahaan. Surat itu ditulis oleh seorang anak laki-laki yang berasal dari keluarga yang berantakan dan tinggal di lingkungan yang kumuh. Surat itu berbunyi, “Seorang wanita cantik tinggal di dekat rumah saya. Saya mengunjunginya setiap hari. Dia membuat saya merasa seperti anak yang paling penting di dunia. Kami bermain dam bersama dan dia mendengarkan setiap persoalan saya. Dia memahami saya dan ketika saya pergi, dia selalu mengatakan betapa bangganya dia terhadap saya.”
Anak laki-laki itu mengakhiri suratnya dengan berkata, “Inilah foto wanita paling cantik di dunia. Saya berharap memiliki istri secantik dia.”
Karena tertarik dengan surat itu, pemimpin perusahaan tersebut meminta foto wanita itu. Sekretarisnya menunjukkan foto seorang wanita ompong yang sudah lanjut usia sedang tersenyum dan duduk di kursi roda. Wajah di bawah rambut kelabunya awut-awutan dan penuh kerut-kerut. Matanya memancarkan keramahan.
Pemimpin perusahaan itu berkata, “Kita tidak bisa memakai wanita ini. Wanita ini akan menunjukkan kepada dunia bahwa produk kita tidak membuat seorang wanita menjadi cantik.”
Setiap orang tentu memilih hal yang paling baik dan indah untuk hidupnya. Apa pun yang terjadi, orang akan tetap mau memenuhi hidupnya dengan hal-hal yang terbaik dan indah. Namun dalam kisah di atas, anak laki-laki itu memilih seorang perempuan tua, ompong, beruban dengan wajah yang kerut-kerut sebagai yang tercantik. Tentu dia memiliki suatu pengalaman yang indah dengan perempuan tua itu.
Dari pengalaman itu, ia mau mengatakan bahwa yang cantik, yang indah itu sesuatu yang relatif. Dari sisi wajah, perempuan tua itu sudah tidak cantik lagi. Tetapi dari sisi hati, bagi anak laki-laki itu, perempuan itu seorang yang membuat ia terpesona. Ia menemukan cinta yang mendalam dari hati perempuan tua itu. Hal itu telah mendorongnya untuk memiliki istri yang memiliki kecantikan batiniah.
Kiranya ini yang penting. Dalam kenyataan hidup sehari-hari orang mengutamakan hal-hal yang lahiriah. Hal-hal yang tampil itulah yang diyakini sebagai sesuatu yang paling benar, paling baik. Padahal mata lahiriah sering keliru. Mata lahiriah sering tertipu oleh polesan-polesan lahiriah.
Karena itu, kita butuh mata batiniah yang melihat lebih jeli tentang suatu keadaan. Orang yang memiliki mata batin yang jernih biasanya orang yang peka terhadap situasi di sekitarnya. Orang yang mampu tanggap dan sering menilai sesuatu tidak berdasarkan apa yang dilihat oleh mata lahiriah.
Sebagai orang yang beriman kepada Tuhan, kita diajak untuk menumbuhkembangkan kemampuan mata batiniah kita. Mari kita terus-menerus mengembangkan hidup kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
321
Bagikan
Ada salah satu surat yang menarik perhatian karyawan, sehingga memberikannya kepada pemimpin perusahaan. Surat itu ditulis oleh seorang anak laki-laki yang berasal dari keluarga yang berantakan dan tinggal di lingkungan yang kumuh. Surat itu berbunyi, “Seorang wanita cantik tinggal di dekat rumah saya. Saya mengunjunginya setiap hari. Dia membuat saya merasa seperti anak yang paling penting di dunia. Kami bermain dam bersama dan dia mendengarkan setiap persoalan saya. Dia memahami saya dan ketika saya pergi, dia selalu mengatakan betapa bangganya dia terhadap saya.”
Anak laki-laki itu mengakhiri suratnya dengan berkata, “Inilah foto wanita paling cantik di dunia. Saya berharap memiliki istri secantik dia.”
Karena tertarik dengan surat itu, pemimpin perusahaan tersebut meminta foto wanita itu. Sekretarisnya menunjukkan foto seorang wanita ompong yang sudah lanjut usia sedang tersenyum dan duduk di kursi roda. Wajah di bawah rambut kelabunya awut-awutan dan penuh kerut-kerut. Matanya memancarkan keramahan.
Pemimpin perusahaan itu berkata, “Kita tidak bisa memakai wanita ini. Wanita ini akan menunjukkan kepada dunia bahwa produk kita tidak membuat seorang wanita menjadi cantik.”
Setiap orang tentu memilih hal yang paling baik dan indah untuk hidupnya. Apa pun yang terjadi, orang akan tetap mau memenuhi hidupnya dengan hal-hal yang terbaik dan indah. Namun dalam kisah di atas, anak laki-laki itu memilih seorang perempuan tua, ompong, beruban dengan wajah yang kerut-kerut sebagai yang tercantik. Tentu dia memiliki suatu pengalaman yang indah dengan perempuan tua itu.
Dari pengalaman itu, ia mau mengatakan bahwa yang cantik, yang indah itu sesuatu yang relatif. Dari sisi wajah, perempuan tua itu sudah tidak cantik lagi. Tetapi dari sisi hati, bagi anak laki-laki itu, perempuan itu seorang yang membuat ia terpesona. Ia menemukan cinta yang mendalam dari hati perempuan tua itu. Hal itu telah mendorongnya untuk memiliki istri yang memiliki kecantikan batiniah.
Kiranya ini yang penting. Dalam kenyataan hidup sehari-hari orang mengutamakan hal-hal yang lahiriah. Hal-hal yang tampil itulah yang diyakini sebagai sesuatu yang paling benar, paling baik. Padahal mata lahiriah sering keliru. Mata lahiriah sering tertipu oleh polesan-polesan lahiriah.
Karena itu, kita butuh mata batiniah yang melihat lebih jeli tentang suatu keadaan. Orang yang memiliki mata batin yang jernih biasanya orang yang peka terhadap situasi di sekitarnya. Orang yang mampu tanggap dan sering menilai sesuatu tidak berdasarkan apa yang dilihat oleh mata lahiriah.
Sebagai orang yang beriman kepada Tuhan, kita diajak untuk menumbuhkembangkan kemampuan mata batiniah kita. Mari kita terus-menerus mengembangkan hidup kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
321
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.