Seorang anak laki-laki Indian merasa bahwa dia siap menjadi pria dewasa. Kepala suku berkata, “Untuk menjadi pria dewasa, kamu harus mampu bertahan di pegunungan selama satu minggu. Jika kamu berhasil hidup, maka kamu dianggap sebagai pria dewasa.”
Pemuda itu pun pergi ke gunung untuk bisa menjadi seorang pria dewasa. Ketika dia mendaki gunung yang paling tinggi, dia melihat seekor ular derik sedang berbaring di atas salju. Pemuda itu terkejut, ketika ular itu berbicara kepadanya. “Tolong saya,” ujar ular yang bergetar kedinginan itu. “Saya kedinginan, tersesat dan jauh dari rumah. Tolong angkat saya dan bawa saya ke lembah yang hangat. Jika saya tetap di sini, saya pasti akan mati.”
Pemuda itu mendekati ular itu. Dia sangat berhati-hati. Pemuda itu berkata, “Saya tahu jenis ular sepertimu. Jika saya mengangkatmu, pasti kamu menggigit saya.”
Ular itu berkata, “Saya tidak akan menggigitmu. Saya akan menjadi temanmu, jika kamu mau membawa saya turun gunung. Percayalah kepada saya.”
Pemuda itu berpikir bahwa ular yang bisa berbicara pasti ular yang spesial. Ia pun mengangkat ular itu lalu membawanya ke lembah yang hangat. Begitu dia meletakkan ular itu ke tanah, tiba-tiba saja ular itu menggeliat dan memagut lehernya. Pemuda itu berteriak kesakitan. Ia berteriak, “Kamu menggigit saya. Kamu berjanji bahwa kamu tidak akan menggigit saya. Sekarang saya akan mati!”
Dengan desis iblis, ular itu berkata, “Mau tidak mau saya harus melakukannya. Kamu sudah tahu persis apa yang akan saya lakukan, kalau kamu mengangkat saya. Selamat tinggal, tolol.”
Ini kisah tragis sebuah perhatian. Pertolongan yang begitu baik dibalas dengan kekejaman. Seperti itu pula kerja dosa. Dosa mencobai kita dan menarik kita, agar kita mendekat. Dosa menyebarkan kebohongan. Dosa membujuk kita untuk melawan akal sehat dan menguasai kita. Dosa meyakinkan kita untuk mempercayainya. Itulah dosa. Dosa justru menunjukkan kuasanya yang paling mematikan, jika kita mengira dia adalah teman kita.
Sebagai orang beriman, tentu kita ingin lebih hati-hati terhadap godaan-godaan di sekitar kita. Banyak orang tentu tidak ingin jatuh ke dalam dosa. Mengapa? Karena dosa itu menyebabkan penderitaan. Namun tidak jarang pula banyak orang tidak tahan terhadap godaan-godaan di sekitarnya. Sudah tahu kalau menggunakan narkoba itu merusak diri dan generasi penerus bangsa, tetapi banyak orang masih nekat menggunakannya.
Karena itu, kita senantiasa diajak untuk selalu waspada terhadap setiap bentuk godaan di sekitar kita. Ada begitu banyak godaan yang dapat membuat kita lengah terhadap bisikan suara hati kita yang jernih. Karena itu, kita mesti selalu mendengarkan suara hati kita yang jernih.
Setiap hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita seperti sekarang ini. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
320
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.