Pages

16 Februari 2014

Berserah Diri kepada Tuhan Apapun Situasinya

 
Seberapa besar penyerahan diri Anda kepada Tuhan? Saya rasa, Anda punya kekuatan iman yang begitu besar, sehingga Anda berani menyerahkan seluruh hidup kepada Tuhan.

Seorang anak lahir tanpa saluran empedu. Akibatnya, lever-nya tidak berfungsi dengan baik. Para dokter spesialis anak menawarkan untuk melakukan pembedahan untuk membentuk saluran empedu bagi anak perempuan itu. Meski merasa berat, tetapi kedua orangtuanya setuju terhadap tawaran dokter itu.

Saat berada di atas meja operasi, pembedahan tidak dapat diselesaikan. Menurut dokter, lever gadis itu sudah tidak bagus. Dokter berkata kepada orangtua gadis itu, “Percuma saja jika dilakukan pembedahan. Penyakitnya tidak dapat disembuhkan.”

Anak itu hanya diharapkan akan bertumbuh sendiri, tanpa saluran empedu dan fungsi lever yang tidak baik. Tentu saja hal ini sangat riskan bagi hidup anak itu. Apa yang akan terjadi ketika makanan yang ditelan anak itu terkontaminasi racun? Tentu saja tidak ada penangkal. Tidak ada proses pembersihan terhadap kontaminasi itu.

Namun ada alternatif lain, yakni anak itu dibawa ke luar negeri untuk menjalani transplantasi atau cangkok lever. Tentu saja operasi seperti ini akan menghabiskan biaya ratusan juta sampai milyaran rupiah. Keluarga itu pasrah. Apa pun yang akan terjadi, mereka akan terus memperjuangkan hidup sang putri tercinta.

Dalam situasi pergumulan seperti itu, pasangan suami istri itu tetap yakin bahwa Tuhan baik. Tuhan punya rencana indah bagi putri mereka. Saat ini mereka belum tahu. Namun mereka tetap mempercayakan diri kepada Tuhan. Mereka yakin, Tuhan akan memberi yang terbaik bagi hidup anak mereka.

Sahabat, kita senantiasa diajarkan untuk punya rencana hidup. Karena itu, kita merancang hidup kita sedemikian indah dan baik. Mengapa? Karena kita tidak ingin terlunta-lunta dalam hidup ini. Kita ingin bahagia. Kita ingin hidup ini menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tidak ada yang mengganggu hidup kita.

Kisah di atas memberi suatu inspirasi bagi kita bahwa dalam duka nestapa hidup ini, masih ada kekuatan lain. Bagi orang beriman, kekuatan itu ada pada Tuhan. Kebuntuan hidup ini memberi kita peluang untuk semakin menyerahkan hidup kepada Tuhan. Tentu saja sikap penyerahan diri itu tidak mudah. Mengapa? Karena kita manusia lemah. Manusia yang mudah tergoda oleh berbagai hal yang membuat hidup ini menyenangkan hanya untuk beberapa saat.

Sikap berserah diri itu mengandaikan adanya iman yang besar kepada Tuhan. Iman itu mendorong kita untuk setia kepada Tuhan yang telah kita imani. Kita membiarkan Tuhan memimpin hidup kita. Mengapa? Karena kita yakin bahwa ketika Tuhan menuntun hidup ini, kita akan mengalami damai dan sukacita dalam peziarahan hidup ini.

Mari kita terus-menerus berserah diri kepada Tuhan dalam setiap peristiwa hidup kita. Dengan demikian, kita mengalami sukacita dan damai. Tuhan memberkati.**



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT

1051

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.