Pages

20 Oktober 2010

Berpegang Teguh pada Kejujuran

Seorang anak dihadapkan pada dua pilihan, ketika ia menemukan uang satu juta rupiah di sekolahnya. Ia bingung, apakah uang itu digunakan untuk kebutuhannya atau ia menunggu sampai ada orang yang mencarinya. Kalau ia gunakan uang itu, berarti ia tidak jujur. Uang itu bukan miliknya. Tetapi kalau tidak ia gunakan, ia merasa rugi. Kan ada uang yang tidak bertuan.

Setelah lama mempertimbangkan hal itu, akhirnya anak itu menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan pribadinya. Dengan demikian, ia tidak perlu minta uang lagi dari orangtuanya. Tanpa merasa bersalah, ia menggunakan uang tersebut untuk bersenang-senang. Ia mentraktir teman-temannya. Ia tidak peduli bahwa ada orang yang kehilangan uangnya. Ada orang yang sangat membutuhkan uang untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Anak itu berkata dalam hatinya, ”Toh tidak ada yang tahu milik siapa uang itu. Saya juga tidak sengaja menemukannya. Kan saya berhak menggunakannya untuk kebutuhan saya.”

Sahabat, nasihat untuk berlaku jujur selalu mudah diucapkan daripada dipraktekkan. Ketika orang berada dalam keadaan terjepit, orang lebih memilih keuntungan. Orang tidak lagi berpikir mengenai kejujuran. Dalam situasi terjepit itu berlaku prinsip ’jujur kurang menguntungkan’. Bahkan orang akan merasa terpojokan. Tetapi kalau orang berlaku tidak jujur dalam situasi terjepit itu, keuntungan besar akan ia raih untuk hidupnya. Bahkan kebanggaan akan diraih dalam hidup.

Sebenarnya, kejujuran tidak berkaitan dengan untung rugi. Kejujuran tidak perlu dihitung dengan nilai uang. Kejujuran juga bukan sebuah pilihan. Kejujuran itu suatu sikap tetap yang tidak bisa digantikan oleh keuntungan dalam hidup. Orang yang jujur akan tetap jujur, meski ia kehilangan sebagian harta kekayaannya. Sebaliknya orang yang berdusta itu memilih untuk berdusta.

Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa orang mesti tetap mempertahankan kejujuran dalam hidupnya. Apa pun godaan yang datang menghadang, orang mesti tetap setia pada panggilannya untuk hidup jujur. Karena itu, orang mesti belajar dari Tuhan yang senantiasa jujur terhadap ciptaan-Nya. Tuhan tidak pernah mengkhianati ciptaan-Nya. Tuhan senantiasa membantu ciptaanNya untuk hidup jujur dan benar di hadapanNya.

Sebagai orang beriman, kita mesti tetap mempertahankan kejujuran dalam hidup ini. Apa pun situasi yang sedang menghimpit kita, kita mesti tetap jujur. Hanya dengan demikian, kita akan meraih kebahagiaan dalam hidup ini.

Sebuah pepatah kuno mengatakan bahwa kejujuran adalah mata uang yang laku di mana-mana. Karena itu, sebagai orang beriman, mari kita bawa sekeping kejujuran dalam hidup kita. Jangan kita menggadaikan kejujuran dengan hal-hal yang akan menghancurkan hidup kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

531

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.