Faisal sebenarnya tidak pernah bercita-cita menjadi guru. Namun jalan hidup akhirnya membawaya ke profesi yang secara pendidikan tidak pernah dijalaninya. Ia hanya berbekal pengalaman kursus. Sampai tua, ia harus menjalani pekerjaan yang merupakan satu-satunya keahliannya, yaitu mengajar di SD di desanya.
Menurut pengakuan Faisal, ia mau menjadi guru itu hanya nekad saja. Di desanya itu tidak banyak orang mau menjadi guru. Akhirnya, ia memberanikan diri menjadi guru. Ia belajar sendiri cara-cara mengajar. Padahal ia hanya lulus SMP. Ia bisa baca tulis. Dengan demikian, ia dianggap sebagai orang yang mampu mengajar. Jadilah ia menjadi guru bagi ratusan anak di desanya.
Sebenarnya Faisal agak minder juga atas pekerjaannya itu. Namun ia berusaha untuk tampil percaya diri. Berkat ketekunannya untuk belajar, Faisal menjadi seorang pengajar bagi generasi penerus bangsanya. Ia punya keyakinan bahwa membantu sesama yang membutuhkan itu sangat penting dalam hidup ini. Meski ia tidak memiliki banyak keahlian, apa yang dimilikinya itu ia sumbangkan untuk sesamanya.
“Saya hanya punya kemampuan sedikit. Itu yang mau saya berikan untuk adik-adik di desa ini,” kata Faisal suatu hari.
Perjuangan Faisal menumbuhkan semangat belajar yang tinggi dalam diri anak-anak yang mengikuti pelajarannya. Apalagi ia tidak hanya mengajar mereka dengan pikiran. Ia mengajar mereka dengan kebeningan hatinya. Ia menuntun adik-adiknya untuk memahami sungguh-sungguh makna kehidupan ini. Dengan demikian, banyak anak didiknya yang menjadi anak-anak yang memiliki rasa tanggung jawab yang besar.
Kesiapsediaan untuk membantu sesama merupakan salah satu unsur yang penting dalam hidup ini. Orang yang ringan tangan biasanya memiliki hal-hal yang baik dalam hidup ini. Ia biasanya peka terhadap lingkungan di sekitarnya. Ia tidak banyak mengeluh atas berbagai persoalan yang dihadapinya.
Orang yang memiliki kesiapsediaan untuk menolong orang lain itu biasanya juga memiliki suatu kesetiaan terhadap pekerjaannya. Ia tidak mudah digoda untuk meninggalkan pekerjaannya itu. Ada suatu konsistensi dalam dirinya untuk tetap membaktikan dirinya dalam pekerjaannya. Kesetiaan pada pekerjaan itu menunjukkan hubungan yang begitu mendalam dengan Tuhan dan sesama yang ditolong. Karena itu, orang seperti ini biasanya tidak mudah kecewa ketika mendapati orang yang dibantunya itu menyia-nyiakan bantuannya.
Kesulitan-kesulitan yang ada selalu dihadapi dengan lapang dada. Ia tidak melarikan diri dari kesulitan-kesulitan itu. Justru kesulitan yang ada itu menjadi suatu tantangan dalam hidupnya. Justru melalui kesulitan-kesulitan itu dapat memurnikan motivasinya dalam menolong sesama.
Mari kita berusaha untuk memiliki sikap siap sedia dalam membantu sesama yang membutuhkan bantuan kita. Dengan demikian, kita boleh mengalami kasih karunia Tuhan dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
245
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.