Pada jaman dahulu orang Jepang memakai obor sebagai alat penerangan. Suatu ketika ada seorang yang buta sedang mengunjungi sahabatnya. Ketika hendak pulang, orang buta itu ditawari obor untuk menerangi perjalanannya.
“Aku tidak membutuhkan obor,” kata orang buta itu menolak tawaran sahabatnya. “Bagiku, terang atau gelap sama saja.”
Sahabatnya itu menjawab, “Aku tahu bahwa kamu tidak memerlukan obor. Tetapi kalau kamu tidak membawanya, orang lain akan menabrakmu di jalan. Jadi kamu harus membawa obor ini,” kata sahabat itu.
Orang buta itu membawa obor yang diberikan temannya. Tetapi dia tidak menyalakannya. Tidak berapa lama kemudian, tiba-tiba ada orang yang menabraknya.
Orang buta itu berteriak, “Kamu mau pergi ke mana? Apakah matamu tidak bisa melihat? Apakah kamu tidak bisa melihat obor ini?”
Orang yang menabrak orang buta itu berkata, “Obormu tidak menyala.”
Lantas orang itu pergi meninggalkan orang buta itu sendirian.
Dalam hidup ini kita merasa bahwa segala sesuatu sudah beres untuk diri kita sendiri. Dalam berkendaraan, misalnya, kita sudah begitu hati-hati. Kita tidak ngebut. Kita tidak melanggar lalulintas. Tidak ada yang salah. Tetapi soalnya adalah mengapa kita masih mengalami kecelakaan?
Mungkin kita mulai menyalahkan diri sendiri. Kita mencari kesalahan-kesalahan setelah mengalami suatu musibah. Kita bisa menyalahkan orang lain atas musibah yang kita derita.
Tetapi pernahkah kita menyadari bahwa dalam hidup ini kita tidak hidup sendiri? Bukankah masih ada banyak orang di sekitar kita yang berpengaruh terhadap hidup kita? Karena itu, meskipun kita sudah merasa bahwa kita sudah menyiapkan segala-galanya, kita masih mengalami hal-hal yang tidak kita inginkan.
Kisah orang buta tadi dapat menjadi contoh yang baik. Ia merasa diri sudah siap untuk berjalan dengan obor yang belum dinyalakan. Namun ternyata orang lain yang menabrak dirinya. Ternyata hal yang tidak ia butuhkan itu diperlukan oleh orang lain untuk keselamatan dirinya sendiri.
Karena itu, mari kita berusaha untuk menyadari pentingnya kebutuhan sesama kita. Yang tidak kita butuhkan ternyata dibutuhkan oleh orang lain yang hidup bersama kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
216
“Aku tidak membutuhkan obor,” kata orang buta itu menolak tawaran sahabatnya. “Bagiku, terang atau gelap sama saja.”
Sahabatnya itu menjawab, “Aku tahu bahwa kamu tidak memerlukan obor. Tetapi kalau kamu tidak membawanya, orang lain akan menabrakmu di jalan. Jadi kamu harus membawa obor ini,” kata sahabat itu.
Orang buta itu membawa obor yang diberikan temannya. Tetapi dia tidak menyalakannya. Tidak berapa lama kemudian, tiba-tiba ada orang yang menabraknya.
Orang buta itu berteriak, “Kamu mau pergi ke mana? Apakah matamu tidak bisa melihat? Apakah kamu tidak bisa melihat obor ini?”
Orang yang menabrak orang buta itu berkata, “Obormu tidak menyala.”
Lantas orang itu pergi meninggalkan orang buta itu sendirian.
Dalam hidup ini kita merasa bahwa segala sesuatu sudah beres untuk diri kita sendiri. Dalam berkendaraan, misalnya, kita sudah begitu hati-hati. Kita tidak ngebut. Kita tidak melanggar lalulintas. Tidak ada yang salah. Tetapi soalnya adalah mengapa kita masih mengalami kecelakaan?
Mungkin kita mulai menyalahkan diri sendiri. Kita mencari kesalahan-kesalahan setelah mengalami suatu musibah. Kita bisa menyalahkan orang lain atas musibah yang kita derita.
Tetapi pernahkah kita menyadari bahwa dalam hidup ini kita tidak hidup sendiri? Bukankah masih ada banyak orang di sekitar kita yang berpengaruh terhadap hidup kita? Karena itu, meskipun kita sudah merasa bahwa kita sudah menyiapkan segala-galanya, kita masih mengalami hal-hal yang tidak kita inginkan.
Kisah orang buta tadi dapat menjadi contoh yang baik. Ia merasa diri sudah siap untuk berjalan dengan obor yang belum dinyalakan. Namun ternyata orang lain yang menabrak dirinya. Ternyata hal yang tidak ia butuhkan itu diperlukan oleh orang lain untuk keselamatan dirinya sendiri.
Karena itu, mari kita berusaha untuk menyadari pentingnya kebutuhan sesama kita. Yang tidak kita butuhkan ternyata dibutuhkan oleh orang lain yang hidup bersama kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
216
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.