Ada seorang remaja yang pintar. Namun kepintaran remaja ini bukan dalam hal pelajaran. Ia pintar dalam hal membuat alasan. Dia pintar dalam hal kebohongan. Pada hari tertentu ia meminta kepada orangtuanya untuk membeli English Book. Besoknya ia meminta uang lagi untuk membeli Buku Bahasa Inggris.
Atau pada kesempatan lain dia meminta uang untuk membeli penggaris. Besoknya dia minta uang untuk beli mistar. Dia juga meminta uang untuk biaya ekstrakurikuler. Pada hari lain ia meminta kembali uang untuk les tambahan.
Orangtuanya sering dibuat bingung oleh anak ini. Kalau orangtuanya bertanya tentang pentingnya kebutuhannya, ia selalu mengelak. Ia selalu mengatakan bahwa hal-hal yang dia minta itu merupakan tuntutan dari sekolah. Kalau semua itu dipenuhi, ia akan menjadi anak yang paling pandai di kelasnya bahkan di sekolahnya.
Ia juga berjanji kepada orangtuanya bahwa ia akan meraih rangking teratas di sekolahnya. Dengan demikian orangtuanya tidak perlu bayar uang sekolah lagi. Ia akan mendapat beasiswa dari sekolahnya atas prestasi yang diraihnya itu.
Suatu hari, anak itu kena batunya. Ibunya mendapati anak itu sedang menghisap putau di belakang rumah mereka. Ia masih juga mau mengelak dengan memberikan berbagai alasan yang masuk akal. Namun setelah ibunya mengancam untuk melaporkannya ke polisi, ia mau menyerah. Sejak itu, ia tidak berani membuat banyak alasan lagi. Ia tidak mau berbohong lagi kepada orang lain.
Hidup ini memiliki warna-warni. Manusia mesti mengalami warna-warni kehidupan itu. Kisah tadi menunjukkan salah satu sisi dari warna-warni kehidupan ini. Yang mesti disadari oleh manusia adalah bahwa ada sisi-sisi kehidupan yang dapat membahayakan hidupnya. Ada sisi-sisi kehidupan yang mampu membawa orang kepada kebahagiaan.
Karena itu, orang mesti cermat dalam hidup ini. Orangtua mesti hati-hati terhadap anak-anaknya. Mereka semestinya tidak begitu saja menelan kata-kata anak-anaknya. Kisah tadi menunjukkan bahwa orangtua mesti waspada terhadap anak-anaknya.
Biasanya kepintaran digunakan untuk sesuatu yang baik. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa kepintaran dapat digunakan untuk sesuatu yang buruk. Kepintaran dapat digunakan untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri. Kepintaran dapat digunakan untuk menjerumuskan diri sendiri atau orang lain.
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa menggunakan kemampuan dan kepintaran kita untuk kesejahteraan bersama. Kita tidak ingin menggunakan kepintaran kita untuk memanipulasi atau menjerumuskan orang lain ke dalam kegelapan hidup.
Karena itu, mari kita berusaha untuk hidup jujur dan benar di hadapan Tuhan dan sesama. Hanya dengan hidup jujur dan benar, kita dapat menciptakan suatu hidup yang bahagia. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
221
Atau pada kesempatan lain dia meminta uang untuk membeli penggaris. Besoknya dia minta uang untuk beli mistar. Dia juga meminta uang untuk biaya ekstrakurikuler. Pada hari lain ia meminta kembali uang untuk les tambahan.
Orangtuanya sering dibuat bingung oleh anak ini. Kalau orangtuanya bertanya tentang pentingnya kebutuhannya, ia selalu mengelak. Ia selalu mengatakan bahwa hal-hal yang dia minta itu merupakan tuntutan dari sekolah. Kalau semua itu dipenuhi, ia akan menjadi anak yang paling pandai di kelasnya bahkan di sekolahnya.
Ia juga berjanji kepada orangtuanya bahwa ia akan meraih rangking teratas di sekolahnya. Dengan demikian orangtuanya tidak perlu bayar uang sekolah lagi. Ia akan mendapat beasiswa dari sekolahnya atas prestasi yang diraihnya itu.
Suatu hari, anak itu kena batunya. Ibunya mendapati anak itu sedang menghisap putau di belakang rumah mereka. Ia masih juga mau mengelak dengan memberikan berbagai alasan yang masuk akal. Namun setelah ibunya mengancam untuk melaporkannya ke polisi, ia mau menyerah. Sejak itu, ia tidak berani membuat banyak alasan lagi. Ia tidak mau berbohong lagi kepada orang lain.
Hidup ini memiliki warna-warni. Manusia mesti mengalami warna-warni kehidupan itu. Kisah tadi menunjukkan salah satu sisi dari warna-warni kehidupan ini. Yang mesti disadari oleh manusia adalah bahwa ada sisi-sisi kehidupan yang dapat membahayakan hidupnya. Ada sisi-sisi kehidupan yang mampu membawa orang kepada kebahagiaan.
Karena itu, orang mesti cermat dalam hidup ini. Orangtua mesti hati-hati terhadap anak-anaknya. Mereka semestinya tidak begitu saja menelan kata-kata anak-anaknya. Kisah tadi menunjukkan bahwa orangtua mesti waspada terhadap anak-anaknya.
Biasanya kepintaran digunakan untuk sesuatu yang baik. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa kepintaran dapat digunakan untuk sesuatu yang buruk. Kepintaran dapat digunakan untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri. Kepintaran dapat digunakan untuk menjerumuskan diri sendiri atau orang lain.
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa menggunakan kemampuan dan kepintaran kita untuk kesejahteraan bersama. Kita tidak ingin menggunakan kepintaran kita untuk memanipulasi atau menjerumuskan orang lain ke dalam kegelapan hidup.
Karena itu, mari kita berusaha untuk hidup jujur dan benar di hadapan Tuhan dan sesama. Hanya dengan hidup jujur dan benar, kita dapat menciptakan suatu hidup yang bahagia. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
221
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.