Hidup kita tidak selalu mulus. Ada saat kita tergelincir dan jatuh. Apa reaksi Anda di saat Anda jatuh terpuruk? Anda memberontak terhadap Tuhan?
Jason mendapatkan beasiswa untuk sekolah di Amerika. Betapa senangnya Jason, karena jangankan sekolah di Amerika, untuk kuliah di Indonesia saja orangtuanya tidak mungkin bisa membiayai. Ia pun mempersiapkan diri dengan penuh semangat untuk berangkat ke Amerika. Ia telah menorehkan cita-cita yang tinggi. Ia ingin meraih cita-citanya itu.
Setahun setelah ia kuliah di Amerika, orang yang membiayai kuliahnya atau memberi beasiswa masuk penjara. Sponsornya itu dituduh melakukan penggelapan uang. Otomatis Jason tidak punya uang lagi. Jason pun berusaha bekerja sebagai pencuci mobil. Ia menyimpan uangnya untuk membiayai kuliahnya dan kebutuhan di sana. Setahun berselang, Jason dirampok dan dipukuli hingga babak belur. Ia harus dirawat di rumah sakit. Karena tidak punya uang, ia dipulangkan ke Indonesia.
Betapa kecewanya Jason. Ia patah hati. Ia tidak bisa meraih cita-citanya menjadi seorang pebisnis. Tuhan sepertinya memberikan harapan yang luar biasa kepadanya, namun kemudian mengambilnya dengan cara yang sangat menyakitkan. Jason hanya bisa berdoa, berserah sepenuhnya kepada Tuhan.
Setelah lima bulan berada di Indonesia, pria yang pernah memberinya beasiswa akhirnya keluar dari penjara. Ternyata ia hanya dijadikan kambing hitam. Pria ini kembali menyekolahkan Jason. Bahkan ia mempersiapkan usaha untuk Jason. Jason tamat kuliah dan kemudian menjadi wakil direktur perusahaan milik donaturnya yang memberinya beasiswa.
Sahabat, sering orang mempertanyakan kebaikan Tuhan atas dirinya di saat ia mengalami hidup yang kurang menyenangkan. Orang menjadi kurang percaya kepada Tuhan. Orang melarikan diri dari Tuhan. Orang memberontak kepada Tuhan. Orang menuntut Tuhan untuk mengabulkan permohonan-permohonannya.
Pengalaman yang sama terjadi pada diri pemuda Jason. Ia sempat mempertanyakan kebaikan Tuhan atas dirinya. Ia merasa seolah-olah Tuhan meninggalkan dirinya berjuang sendiri dalam hidupnya. Ia merasa Tuhan tidak peduli terhadap dirinya. Namun ternyata Tuhan begitu baik. Tuhan tidak meninggalkan dirinya berjuang sendirian. Tuhan masih menuntun dirinya. Tuhan masih memperhatikan dirinya.
Dalam hidup ini Tuhan sering menyentuh hidup kita dengan berbagai cara. Tuhan menunjukkan kasihNya kepada kita dengan cara-cara yang sering kita tidak bisa mengerti. Namun kita sering kurang peduli. Kita merasa bahwa penderitaan dan duka yang kita alami sebagai tanda Tuhan yang menjauhi hidup kita.
Orang beriman mesti meyakini bahwa kasih setia Tuhan selalu hadir dalam kehidupan ini. Setiap langkah hidup kita senantiasa dipenuhi oleh kasih setia Tuhan. Karena itu, kita diajak untuk tetap membangun kesetiaan kepada Tuhan. Dengan demikian, kita menemukan hidup yang damai dan bahagia.
Tentang kasih setia Tuhan, seorang beriman berdoa, ”Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak sorak karena penyelamatan yang datang dari Tuhan” (Mzm 13:6a). Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
851
Jason mendapatkan beasiswa untuk sekolah di Amerika. Betapa senangnya Jason, karena jangankan sekolah di Amerika, untuk kuliah di Indonesia saja orangtuanya tidak mungkin bisa membiayai. Ia pun mempersiapkan diri dengan penuh semangat untuk berangkat ke Amerika. Ia telah menorehkan cita-cita yang tinggi. Ia ingin meraih cita-citanya itu.
Setahun setelah ia kuliah di Amerika, orang yang membiayai kuliahnya atau memberi beasiswa masuk penjara. Sponsornya itu dituduh melakukan penggelapan uang. Otomatis Jason tidak punya uang lagi. Jason pun berusaha bekerja sebagai pencuci mobil. Ia menyimpan uangnya untuk membiayai kuliahnya dan kebutuhan di sana. Setahun berselang, Jason dirampok dan dipukuli hingga babak belur. Ia harus dirawat di rumah sakit. Karena tidak punya uang, ia dipulangkan ke Indonesia.
Betapa kecewanya Jason. Ia patah hati. Ia tidak bisa meraih cita-citanya menjadi seorang pebisnis. Tuhan sepertinya memberikan harapan yang luar biasa kepadanya, namun kemudian mengambilnya dengan cara yang sangat menyakitkan. Jason hanya bisa berdoa, berserah sepenuhnya kepada Tuhan.
Setelah lima bulan berada di Indonesia, pria yang pernah memberinya beasiswa akhirnya keluar dari penjara. Ternyata ia hanya dijadikan kambing hitam. Pria ini kembali menyekolahkan Jason. Bahkan ia mempersiapkan usaha untuk Jason. Jason tamat kuliah dan kemudian menjadi wakil direktur perusahaan milik donaturnya yang memberinya beasiswa.
Sahabat, sering orang mempertanyakan kebaikan Tuhan atas dirinya di saat ia mengalami hidup yang kurang menyenangkan. Orang menjadi kurang percaya kepada Tuhan. Orang melarikan diri dari Tuhan. Orang memberontak kepada Tuhan. Orang menuntut Tuhan untuk mengabulkan permohonan-permohonannya.
Pengalaman yang sama terjadi pada diri pemuda Jason. Ia sempat mempertanyakan kebaikan Tuhan atas dirinya. Ia merasa seolah-olah Tuhan meninggalkan dirinya berjuang sendiri dalam hidupnya. Ia merasa Tuhan tidak peduli terhadap dirinya. Namun ternyata Tuhan begitu baik. Tuhan tidak meninggalkan dirinya berjuang sendirian. Tuhan masih menuntun dirinya. Tuhan masih memperhatikan dirinya.
Dalam hidup ini Tuhan sering menyentuh hidup kita dengan berbagai cara. Tuhan menunjukkan kasihNya kepada kita dengan cara-cara yang sering kita tidak bisa mengerti. Namun kita sering kurang peduli. Kita merasa bahwa penderitaan dan duka yang kita alami sebagai tanda Tuhan yang menjauhi hidup kita.
Orang beriman mesti meyakini bahwa kasih setia Tuhan selalu hadir dalam kehidupan ini. Setiap langkah hidup kita senantiasa dipenuhi oleh kasih setia Tuhan. Karena itu, kita diajak untuk tetap membangun kesetiaan kepada Tuhan. Dengan demikian, kita menemukan hidup yang damai dan bahagia.
Tentang kasih setia Tuhan, seorang beriman berdoa, ”Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak sorak karena penyelamatan yang datang dari Tuhan” (Mzm 13:6a). Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
851
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.