Apa yang Anda sungguh-sungguh inginkan dalam hidup ini? Harta kekayaan yang melimpah? Tentu saja harta kekayaan bukan yang utama. Mengapa? Karena harta kekayaan bukan jaminan untuk hidup bahagia.
Ada seorang gembala yang memiliki sebuah biola. Karena ia bukanlah seorang pemusik, maka setiap kali memainkannya, nada-nada itu terasa sumbang. Ia tidak tahu bagaimana cara menyelaraskan nadanya.
Suatu hari ia menulis sebuah surat ke salah satu stasiun radio di daerahnya. Ia meminta orang radio tersebut untuk memperdengarkan kunci nada "A" pada hari dan jam yang telah ditentukan.
Pengelola radio itu merasa begitu tersentuh dengan kata-kata yang ditulis oleh sang gembala. Ia memutuskan untuk mewujudkan harapan gembala itu. Pada hari yang ditetapkan, diperdengarkanlah kunci nada dasar "A" lewat siaran radio. Dan benar setelah diputar, gembala itu bisa menyelaraskan dawai biolanya. Rumah yang ia diami bersama keluarga pun akhirnya dapat dipenuhi dengan musik yang riang gembira.
Gembala itu belajar sendiri untuk memainkan biolanya. Ia tidak perlu menyimpan saja biolanya. Berkat pendengarannya yang tajam, gembala itu mampu menghibur orang-orang yang dikasihinya dengan nada-nada indah dari biolanya. Sungguh, suatu usaha yang tidak sia-sia.
Sahabat, keselarasan hidup merupakan dambaan semua orang. Setiap orang ingin hidup damai dan tenteram. Orang ingin hidup bahagia bersama orang-orang yang dicintainya. Karena itu, membangun keselarasan dengan Tuhan dan sesama menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Kisah gembala yang menyelaraskan nada biolanya dari siaran radio menjadi suatu inspirasi bagi kita. Kita diundang untuk terus-menerus menyelaraskan hidup kita dengan kebaikan-kebaikan yang Tuhan berikan kepada kita. Kalau hidup kita tidak selaras dengan Tuhan dan sesama, kita akan mengalami ketimpangan-ketimpangan dalam hidup. Keharmonisan dan damai tidak terjadi dalam hidup kita.
Membangun keselarasan dalam hidup menjadi suatu kesempatan untuk membangun hidup yang lebih baik. Keselarasan itu ditemukan dalam perjalanan hidup manusia. Keselarasan itu mesti diperjuangkan terus-menerus. Orang tidak menunggu keselarasan itu datang begitu saja. Karena itu, keselarasan mesti diusahakan atau dikejar oleh manusia.
Orang beriman membangun keselarasan hidup bersumber dari Tuhan. Tuhan menjadi sumber keharmonisan hidup. Mengapa? Karena pada Tuhan ada damai. Pada Tuhan ada sukacita dan kegembiraan. Dari Tuhan manusia menimba kebaikan demi kebaikan, karena Tuhan hanya memberi kebaikan dan kasih kepada ciptaanNya.
Karena itu, orang beriman mesti terus-menerus datang kepada Tuhan untuk menimba sukacita dan kasih setia. Hanya dengan kasih setia itu, orang beriman mampu membangun keselarasan hidup dengan Tuhan dan sesamanya. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
225
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.