Pages

26 Januari 2012

Tumbuhkan Kasih yang Tak Terbatas Rata Penuh



Apa yang menjadi hal yang utama dalam hidup Anda? Diri Anda sendiri? Atau kehidupan bersama dengan semua orang?

Suatu hari seorang gadis mendatangi seorang bijak. Ia bertanya kepada orang bijak itu tentang dosis kasih yang sehat. Orang bijak itu terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia tidak habis pikir, di zaman seperti ini masih ada orang yang peduli terhadap kasih. Bukankah kasih satu terhadap yang lain sudah semakin musnah? Bukankah kasih itu sudah terkamuflase dengan berbagai bentuk egoisme dan kepentingan diri?

“Sebenarnya apa yang kamu rasakan dari kasih itu? Apakah kamu punya masalah dengan kasih?” tanya orang bijak itu kepada gadis itu.

Gadis itu tersenyum mendengar pertanyaan orang bijak itu. Ia tidak siap untuk menjawab pertanyaan orang bijak itu. Bagi gadis itu, kasih itu adalah segala-galanya dalam hidup ini. Orang yang tidak mempunyai kasih tidak akan mengalami damai dalam hidupnya. Yang ada adalah permusuhan yang terus-menerus.

Setelah lama terdiam, gadis itu berkata, “Saya ingin hidup secara baik dan normal. Saya tidak ingin hidup saya dipenuhi oleh permusuhan. Saya ingin hidup saya selalu dipenuhi oleh kebaikan dan kasih.”

Orang bijak itu berdecak kagum atas jawaban gadis itu. Ia tidak menyangka bahwa gadis itu akan menjawab seperti itu. Karena itu, orang bijak itu berkata, “Anda telah menemukan damai dalam hidup saat Anda mulai bicara tentang kasih. Anda telah mulai merajut hidup yang bahagia saat Anda mengutamakan kasih di atas segala-galanya.”

“Tetapi yang saya butuhkan adalah berapa dosis kasih yang sehat yang harus saya gunakan dalam satu hari?” Tanya gadis itu.

“Nak, dalam hal kasih, tidak ada dosis. Yang harus Anda lakukan adalah mengasihi terus-menerus tanpa batas. Ketika Anda mengasihi sesamamu, saat itu pula Anda mengalami sukacita dan damai,” kata orang bijak itu.

Sahabat, banyak orang mengalami kekeringan kasih dalam hidupnya. Akibatnya, mereka membatasi kasih itu. Mereka tidak mau melakukan hal-hal yang lebih besar dan baik bagi sesama. Mengapa hal seperti ini terjadi dalam kehidupan manusia? Hal ini terjadi karena manusia egois. Manusia melakukan sesuatu bagi sesamanya hanya untuk kebahagiaan dirinya sendiri.

Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa kasih itu tidak berkesudahan. Orang yang melakukan hal-hal yang baik bagi sesamanya mesti mendasarkan perbuatannya pada kasih itu. Kasih tidak bisa dibatasi seperti dokter yang memberi dosis kepada seorang penderita sakit. Mengapa? Karena setiap orang yang melakukan kasih itu menumbuhkan kehidupan.

Orang yang mengutamakan kasih dalam hidupnya akan menemukan hidup ini begitu indah. Ia memberi hidup dengan kasih yang tak terbatas. Dari waktu ke waktu ia akan bertumbuh menjadi orang yang kaya akan kebaikan.

Memang, tidak mudah untuk bertumbuh dalam kasih itu. Mengapa? Karena orang sering dikuasai oleh egoisme. Orang dikuasai oleh kepentingan dirinya sendiri. Orang tidak dikuasai oleh kasih yang tak terbatas terhadap sesamanya.

Karena itu, orang beriman mesti selalu mengutamakan kasih dalam hidupnya. Dengan demikian, hidup ini menjadi lebih indah dan baik. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

861

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.