Pages

04 Februari 2011

Jangan Mengeluh, Apa pun Situasinya



Ada seorang bapak yang suka menggerutu. Apa-apa saja yang ditugaskan kepadanya selalu didahului dengan gerutu. Ia tidak menerima dulu tugas itu. Tetapi ia langsung mengomelinya. Akibatnya, lama-kelamaan bosnya menjadi bosan mendengar keluah kesah bapak itu. Ia menjadi kurang percaya akan kemampuan yang dimiliki bapak itu. Akibat lebih lanjut adalah bapak itu tidak lagi diberi tugas-tugas yang penting.

Menyadari kondisi itu, bapak itu kemudian menghadap bosnya. Seperti biasa, hal pertama yang ia lakukan adalah ia mengeluh. Ia membeberkan berbagai keluhannya kepada bosnya itu. Bahkan ia menuduh bosnya itu tidak peduli terhadapnya. Ia tidak ingin diperlakukan seperti itu.

Setelah mendengarkan semua keluhan bapak itu, sang bos mempersilahkan bapak itu meninggalkan perusahaan yang dipimpinnya. Ia berkata, “Seorang pekerja yang baik adalah melakukan apa yang ditugaskan pimpinannya, tanpa mengeluh lebih dahulu.”

Sejak itu, bapak itu kehilangan pekerjaannya. Ia sadar bahwa apa yang telah ia lakukan itu sebenarnya tidak benar. Namun kesadarannya itu sudah terlambat. Pekerjaannya telah hilang.

Sahabat, ketahanan dalam hidup ini mesti selalu dipelihara. Mengapa? Karena hanya dengan ketahanan itu orang akan meraih sukses dalam hidupnya. Orang akan mengalami bahwa hidup memiliki makna. Orang seperti ini biasanya orang yang tidak mudah menggerutu. Orang yang membiarkan dirinya terus-menerus dipenuhi oleh berbagai kesibukan. Orang yang berani melangkahkan kakinya meski berbagai kepenatan menimpa dirinya.

Namun orang yang suka menggerutu biasanya orang yang tidak memiliki ketahanan yang baik. Endurance orang seperti ini biasanya lemah. Sedikit saja tantangan menghadangnya, ia sudah loyo. Ia gampang menyerah. Omelannya tidak akan pernah habis-habis. Apa saja yang menantang dirinya akan jadi bahan omelan yang bertele-tele.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi karena orang kurang punya kemampuan untuk bertahan dalam kegalauan hidup. Orang hanya mau menerima yang baik-baik saja. Sedangkan hal-hal yang kurang baik dianggapnya menjadi suatu yang menghancurkan dirinya. Karena itu, orang seperti ini akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari tantangan-tantangan hidupnya.

Bagaimana semestinya sikap orang beriman? Orang beriman itu orang yang berani menghadapi tantangan. Orang yang tetap bertahan di masa-masa sulit hidupnya. Orang yang tidak mudah menyerah pada situasi yang dihadapinya. Seseorang disebut pahlawan itu bukan karena ia lebih berani daripada orang lain. Tetapi ia memiliki keberanian untuk bertahan dalam situasi hidupnya.

Mari kita tetap berusaha untuk bertahan dalam iman kita akan Yang Mahakuasa. Kita biarkan Yang Mahakuasa menguasai hidup kita dengan rahmat dan kasih setiaNya. Dengan demikian, kita dapat menjadi orang-orang yang senantiasa bertahan dalam situasi apa pun. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


607

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.