Pages

19 Februari 2011

Berusaha Memberdayakan Kemampuan



Namanya Josephine Komara. Perempuan berusia 54 tahun ini telah menggeluti kain selama 37 tahun. Hal yang paling membanggakan dirinya adalah dia masih teguh memegang etika. Ia punya usaha dengan nama Bin yang diambil dari nama panggilannya, yaitu Obin.

Dalam suatu acara, ia berkata, ”Tak pernah sekali pun menyontek. Bin itu orisinal. Ini bisa diverifikasi dengan orang-orang yang berhubungan dengan Bin.”

Obin memang mempertahankan keasliannya. Hal itu dapat ia pertahankan, karena ia bekerja dengan hati. Ia tidak hanya mencari keuntungan saja. Tetapi ia mengutamakan kepuasan dari para pelanggannya.

Tentang hal ini, Obin berkata, ”Saya bekerja pakai nalar dan naluri, bekerja dengan hati.”

Obin yang menyelesaikan pendidikan formal hanya hingga kelas 6 SD menggulati kain sejak usia 17 tahun. Dia memulai dengan membuat kain interior. Setelah melalui 15 tahun mencoba dan mencoba, Obin dan Bin House memasukkan kain sebagai busana. Ini setelah ia menemukan cara memintal dan menenun kain sutra menjadi tipis dan luwes.

”Tahun 1989 Bin House memadukan batik dengan tenun, yang orang tidak memikirkan sebelumnya,” kata Obin tentang orisinalitas Bin.

Sahabat, kita hidup dalam dunia yang gampang sekali menjiplak karya orang lain. Beberapa waktu lalu negara tentangga kita mengklaim beberapa karya seni milik bangsa kita. Bahkan sampai dipromosikan secara besar-besaran di internet sebagai milik bangsa tetangga tersebut. Rupanya mereka tidak menghargai orisinalitas karya orang lain.

Namun dari peristiwa itu kita dapat belajar tentang pentingnya hak paten terhadap sebuah karya tangan manusia. Batik kemudian diakui sebagai milik anak negeri ini oleh dunia internasional. Diharapkan juga anak-anak bangsa ini mau dengan penuh kesadaran menghargai karya-karya seni milik bangsa ini.

Kisah Obin memberikan inspirasi bagi kita tentang usaha-usaha untuk mengembangkan diri. Setiap orang diberi potensi yang mesti dikembangkan baik untuk hidup diri sendiri maupun untuk hidup banyak orang. Potensi-potensi itu adalah rahmat dari Tuhan sendiri yang mesti disyukuri. Cara mensyukurinya itu dengan mengembangkannya. Obin sudah mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, meski ia hanya lulus SD.

Kita dapat belajar dari perjuangan Obin untuk tetap setia pada komitmen orisinalitasnya. Ia tidak terpengaruh oleh cara-cara instan yang tidak wajar dengan menjiplak karya orang lain. Sebagai orang beriman, mari kita berusaha agar kita terus-menerus mengembangkan kemampuan-kemampuan kita. Dengan demikian, kita dapat membahagiakan diri kita sendiri dan sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

619

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.