Pages

02 Februari 2011

Lawan Kegagalan untuk Meraih Kemenangan

Setelah memenangkan pertandingan bulutangkis, seorang anak SD langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Beberapa saat kemudian ia mendekati net, menyorongkan tangannya kepada lawannya. Ia menjabat erat tangan lawannya. Sambil menatap mata lawannya, ia berkata, ”Kali ini giliran saya. Besok mungkin giliran Anda memenangi pertandingan. Jangan berhenti berlatih.”

Sang lawan terpana mendengar kata-kata itu. Ia tidak habis pikir mengapa lawannya itu masih berkata seperti itu. Bukankah dia semestinya bersorak-sorai? Bukankah dia tidak perlu menasihatinya seperti itu? Mendapat dukungan seperti itu, ia pun terus-menerus berlatih. Waktu-waktu luangnya ia gunakan untuk berlatih dan berlatih. Ternyata yang dikatakan lawannya itu benar. Orang tidak perlu terpuruk dalam kegagalan. Justru kegagalan itu mesti ditanggapi secara positif. Kegagalan bukanlah akhir dari segala-galanya.

Hasil dari latihan yang terus-menerus itu adalah ia dapat mengalahkan lawan-lawannya yang sebenarnya lebih tangguh. Meski begitu, ia tidak menyombongkan dirinya. Setelah meraih juara di suatu turnamen, ia kembali berlatih dan berlatih. Dengan demikian, ia dapat meraih sukses yang gemilang dalam hidupnya.

Sahabat, kemenangan bukan hanya ketika orang berhasil mengalahkan lawan di suatu pertandingan. Bukan pula hanya ketika orang berhasil meraih cita-cita yang diimpikannya. Namun kemenangan itu juga terjadi ketika orang mampu mengatasi egoisme dan cinta diri yang berlebihan.

Kemenangan itu dapat juga terjadi, ketika orang melawan kegagalan dalam hidupnya. Ketika mengalami kegagalan orang mulai menyusun strategi baru untuk mengatasi kegagalannya. Orang berusaha mencari dan menemukan hal-hal yang menjadi penyebab kegagalannya. Orang seperti ini orang yang mau maju dalam hidupnya. Orang yang mau bersusah payah untuk meraih cita-cita yang diimpikannya.

Sebaliknya orang yang menerima kegagalan sebagai musibah paling besar dalam hidupnya, orang itu tidak bisa bangkit dan merebut kemenangan. Orang seperti ini berhenti mencoba. Orang seperti ini berhenti mencari dan menemukan penyebab-penyebab kegagalannya. Orang seperti ini adalah orang yang mudah menyerah pada nasib. Orang yang terbelenggu oleh ketakutan demi ketakutannya.

Orang yang menang dalam hidupnya adalah orang yang mampu berjuang menghancurkan semua cobaan yang menghadang hidupnya. Orang yang berani menghadapi resiko yang akan menimpa dirinya. Namun kemenangan itu juga terjadi ketika orang berani mempercayakan hidupnya kepada Sang Pencipta. Orang seperti ini yakin bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan dirinya berjuang sendirian menghadapi berbagai godaan dan cobaan hidup.

Sebagai orang beriman, kita terus-menerus berjuang untuk meraih persatuan kita dengan Tuhan yang mahapengasih dan penyayang. Dengan demikian, kita mengalami sukacita dan damai dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ



605

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.