Seorang anak mudah sekali sakit. Capek sedikit saja ia akan batuk-batuk lalu demam dan sakit. Ia harus beristirahat satu atau dua hari agar tubuhnya kembali sehat. Ibunya sering cemas menyaksikan kondisi anaknya seperti itu. Ia sudah berusaha untuk mengatasi kondisi anaknya. Namun namanya saja anak kecil. Tidak gampang mengarahkan anaknya itu untuk mengikuti setiap nasihatnya.
Suatu hari anak itu jatuh sakit. Soalnya sebenarnya sepele saja. Waktu hujan deras menerpa kota, anak itu bermain hujan-hujanan. Ia lari ke sana ke mari. Ayahnya sudah memperingatkannya, namun ia tidak mau berhenti juga. Bahkan ayahnya mengancamnya, ia tidak mau patuh juga. Akibatnya, ia menggigil di waktu malam. Badannya panas. Ia tidak bisa tidur. Keesokan harinya ia tidak bisa pergi ke sekolah.
Hari itu juga ibunya membawanya ke rumah sakit. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata ia harus menjalani rawat inap. Anak itu merasa takut terhadap ayahnya, karena ia tidak patuh terhadap ayahnya. Ketika ayahnya datang berkunjung, ia semakin takut. Hatinya berdebar kencang. Dalam kondisi seperti itu, tubuhnya semakin sakit. Demamnya semakin meninggi. Ia menggigil.
Ia takut dimarahi. Ia takut kalau-kalau ayahnya akan memukulnya. Dalam hati ia berdoa, “Tuhan, bantulah aku. Tahanlah tangan ayah saya, agar dia tidak memukul saya.” Sementara itu, sakitnya bertambah parah.
Tetapi yang dipikirkannya itu tidak terjadi. Justru ayahnya tersenyum kepadanya. Ayahnya mengelus-elus rambutnya dengan penuh kasih sayang. Lantas ayahnya berkata, “Nak, papa tidak memarahimu. Papa memaafkanmu.”
Kata-kata itu membangkit semangat dalam diri anak itu. Tidak lama kemudian ia sembuh. Ia bangkit dari tempat tidurnya. Panas tubuhnya pun turun menjadi normal. Ia memeluk ayahnya erat-erat. Ia berkata, “Ayah, mari kita pulang. Saya sudah sembuh.”
Sahabat, pengampunan ternyata menjadi obat yang mujarab bagi mereka yang sakit. Kata-kata pengampunan itu memberikan makna yang terdalam bagi hidup manusia. Manusia menemukan kembali jati dirinya sebagai orang yang pantas dikasihi. Kemarahan hanya membuat orang terkungkung dalam penderitaan.
Karena itu, orang yang sakit mesti diberi suntikan pengampunan. Pengampunan itu bersumber dari kasih yang memberi hidup. Kasih yang senantiasa memberi semangat untuk menemukan hidup ini semakin baik dan indah. Hidup yang demikian adalah hidup yang dikehendaki oleh Tuhan.
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa memberikan semangat hidup kepada sesama yang berada dalam kondisi lemah dan sakit. Kita memberi hiburan dan kekuatan yang mampu membantu mereka yang sedang sakit dapat segera sembuh kembali. Dengan demikian, mereka mengalami sukacita dan damai dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
620
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.