Pages

25 Februari 2011

Berusaha Memiliki Hati Nurani yang Jernih




Peraih penghargaan People of The Year Indonesia tahun 2009 lalu adalah seorang nenek tua bernama Nenek Minah. Ia menjadi terkenal, karena ia mencuri tiga buah kako milik sebuah PT. Pikirannya sederhana saja sewaktu ia mengambil tiga buah kakao itu, yaitu untuk dijadikannya bibit. Namun ia ditangkap dan dilaporkan ke polisi yang kemudian melimpahkannya ke kejaksaan. Nenek Minah kemudian diproses hukum. Keputusannya, ia harus menjalani hukuman percobaan selama satu bulan lima belas hari. Kalau dalam kurun waktu itu ia melakukan kesalahan yang sama, ia harus masuk penjara.

Banyak orang kemudian mengecam keputusan tersebut. Mereka membandingkannya dengan kasus-kasus korupsi yang melibatkan orang-orang terkenal dengan musnahnya uang negara dalam jumlah besar.

Karena itu, Nenek Minah mendapatkan simpati dari berbagai pihak. Rasa keadilan semestinya ditumbuhkembangkan dalam hidup manusia, meskipun pencurian tetap saja berdosa. Banyak orang menyesalkan hukuman yang ditimpakan kepada Nenek Minah. Semestinya dia mendapatkan pembebasan dari kesalahan dan keteledorannya mengambil milik orang lain tanpa ijin.

Senin (28/12) yang lalu, Nenek Minah mendapatkan hadiah istimewa dari Presiden Republik Mimpi, Si Butet Yogya (SBY). Butet Kertarajasa menghadiahi Minah 5 biji kakao untuk ditanam sebagai bibit.

Effendi Gazali yang hadir pada saat itu bertanya, “Jadi nenek mencuri biji kakao untuk apa?”

Nenek Minah menjawab, “Buat bibit.”

Ratusan penonton yang hadir di malam penghargaan People of The Year pun tertawa mendengar jawaban Nenek Minah. Penghargaan berlangsung di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (28/12/2009).

Sahabat, begitulah peristiwa nyata yang menimpa rakyat kecil seperti Nenek Minah. Ketidakberdayaannya telah membawanya ke meja hijau. Setelah diadili, ia pun mesti menjalani hukuman. Padahal yang dia lakukan tergolong sangat kecil. Sebenarnya ia tidak perlu diadukan ke polisi. Semestinya ia diberi pengampunan dengan pesan untuk tidak melakukannya lagi. Semestinya pihak PT lebih memiliki hati nurani yang jernih untuk memperlakukan orang seperti Nenek Minah itu.

Untuk itu, apa yang mesti dilakukan oleh setiap orang ketika berhadapan dengan situasi seperti itu? Yang mesti dilakukan adalah orang membuat pembedaan roh. Mana sebenarnya mesti diberi perhatian lebih dan mana hal yang mesti diberi pengampunan? Pembedaan roh itu mampu membantu manusia untuk memilah-milah hal-hal yang sungguh-sungguh membantu manusia untuk keluar dari kesulitan.

Karena itu, dibutuhkan suara nurani yang jernih. Artinya, suara nurani itu mampu memberikan tuntunan bagi seseorang untuk memutuskan yang baik dan benar bagi sesamanya. Kalau orang mampu membantu sesamanya untuk hidup baik, orang akan menemukan sukacita dan damai dalam hidupnya. Orang seperti ini biasanya memandang kehidupan bukan hanya dari segi hitam atau putih. Ia memandang hidup secara lebih luas. Dengan demikian, sesama akan menemukan sukacita dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

623

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.