Apa yang akan Anda lakukan, kalau ada banyak orang mengalami penderitaan karena perbuatan negatif Anda? Ada mau menikmatinya saja atau Anda mau berubah?
Ada seorang pemuda yang menggunakan hidupnya untuk menipu dan berbohong. Ia banyak kali menipu orang-orang. Sampai-sampai orang sekampung menjulukinya sebagai Raja Pembohong. Dengan menipu itu, pemuda itu meraup berbagai keuntungan material. Ia hidup foya-foya dengan hasil tipuannya itu.
Suatu hari ia jatuh sakit. Ia menderita suatu penyakit yang sangat kronis. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Ia sangat menderita oleh penyakit misterius itu. Ia sadar, saat-saat terakhir hidupnya sudah dekat. Karena itu, ia meminta teman-temannya untuk datang mendekat. Ia ingin menyampaikan sebuah wasiat kepada mereka.
Dengan nafas yang tersengal-sengal, pemuda itu berkata, "Maafkan aku, kalau aku selama ini suka berbohong dan menipu. Tetapi sekarang ajalku sudah mendekat. Tidak mungkin lagi aku berbohong. Aku menyimpan harta karun di dalam peti yang aku kubur di bawah pohon mangga di depan rumah.” Tidak lama kemudian, pemuda itu pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Semua temannya segera menuju tempat yang disebutkannya dalam pesan terakhirnya. Mereka menggali dan benar, mereka menemukan sebuah peti. Tak sabar semua orang ingin melihat harta karun seperti apa yang disimpan oleh pemuda itu.
Ketika peti dibuka, ternyata hanya ada selembar kertas yang bertuliskan: "INI ADALAH KEBOHONGANKU YANG TERAKHIR KALI."
Sahabat, kita hidup dalam zaman yang menuntut banyak hal dari kita. Akibatnya, banyak orang mengalami kesulitan-kesulitan dalam hidupnya. Banyak orang merasa tidak mampu untuk menjalani hidup ini secara normal. Berbagai cara negatif pun mereka lakukan, asal mereka dapat meneruskan perjalanan hidup ini.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa kebohongan atau ketidakjujuran bukan menjadi bagian dari kehidupan manusia. Kebohongan mesti diakhiri untuk membangun hidup yang lebih baik. Kebohongan hanya menumbuhkan rasa sakit hati. Kebohongan hanya meninggalkan beban mental bagi hidup.
Saat-saat ini kita menyaksikan terjadi banyak kebohongan publik. Ada berbagai rekayasa yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya bagi diri sendiri. Terakhir kita menyaksikan kebohongan publik mengenai subsidi BBM. Pihak pemerintah inginnya untung melulu. Sebaliknya, masyarakat banyak selalu menuai kebuntungan dalam hidup sehari-hari. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.
Akibatnya, banyak rakyat yang mengalami penderitaan dalam hidup. Kita menyaksikan begitu banyak anak yang mengalami gizi buruk. Kita menyaksikan ada begitu banyak generasi muda yang tidak mendapatkan pendidikan yang baik. Akibatnya, banyak terjadi kriminalitas dalam kehidupan kita sehari-hari.
Apa yang mesti kita lakukan untuk memperbaiki situasi yang bobrok seperti ini? Satu-satunya cara adalah dengan melakukan perubahan tingkah laku. Orang mesti sadar bahwa hal-hal jelek dan negatif yang mereka lakukan itu mengakibatkan penderitaan bagi sesamanya.
Untuk itu, orang mesti melakukan perubahan atas tingkah lakunya. Orang mesti berubah untuk hidup yang lebih baik. Mari kita berubah untuk membantu sesama kita memiliki hidup yang lebih baik. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk mengagungkan kehidupan. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
885