Pages

25 Oktober 2009

Berjuang Bersama Tuhan

Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Studio Animasi Pixar, ternyata memiliki kisah hidup yang unik. Kisah ini dimulai sebelum ia lahir. Ibu kandungnya adalah mahasiswi belia yang hamil karena "kecelakaan". Ibunya memberikan ia kepada seseorang untuk diadopsi. Dia bertekad bahwa anaknya harus diadopsi keluarga sarjana. Ia diadopsi seorang pengacara dan istrinya.

Sialnya, begitu ia lahir, tiba-tiba pasangan ini berubah pikiran, karena ingin bayi perempuan. Maka orangtua angkatnya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang: "Kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut, apakah Anda berminat?

Mereka menjawab, "Tentu saja." Ibu kandungnya lalu mengetahui bahwa ibu angkat anaknya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkatnya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orangtua angkat anaknya berjanji akan menyekolahkannya sampai perguruan tinggi.

Dan, 17 tahun kemudian Steve Jobs betul-betul kuliah. Namun, ia memilih universitas yang sangat mahal, sehingga seluruh tabungan orangtuanya habis untuk biaya kuliah. “Setelah enam bulan, saya tidak melihat manfaatnya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orangtua saya seumur hidup mereka. Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah. Saya yakin, itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil,” kata Steve Jobs saat pelepasan mahasiswa Unversitas Stanford beberapa tahun lalu.

Ia menjadi seorang yang sukses dalam hidupnya. Keputusan itu penuh resiko. Namun ia berani menghadapi apa pun resiko itu.

Dalam hidup ini kadang-kadang orang mesti berani mengambil resiko. Orang tidak bisa hanya mencari aman dalam hidup ini. Kesuksesan dan kemajuan yang dicapai oleh berbagai orang menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang berani melintasi batas-batas kemapanan yang ada. Mereka ingin sesuatu yang lebih dalam hidup mereka. Karena itu, mereka berjuang.

Kisah Steve Jobs menjadi salah satu pendorong bagi kita untuk berani mengambil langkah-langkah berani untuk kesuksesan dan kemajuan dalam hidup kita. Namun orang tidak asal berani. Orang mesti memiliki perhitungan-perhitungan yang matang dalam usaha-usahanya.

Sebagai orang beriman, kita yakin Tuhan akan selalu menjadi pendorong bagi hidup kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita berjuang sendiri dalam hidup ini. Tuhan senantiasa membantu kita untuk meraih sukses dan kemajuan.

Karena itu, mari kita berusaha untuk senantiasa berjuang bersama Tuhan dalam hidup ini. Kita serahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Dia pasti membantu kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.


206

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.