Pages

07 November 2009

Pentingnya Kejujuran

Seorang siswa SMA mengaku bahwa selama ujian nasional yang lalu ia mendapatkan bocoran soal. Menurut siswa ini, soal itu sudah bocor jam tujuh malam. Ia sudah mendapatkan sms tentang jawaban atas soal-soal ujian itu pada jam tujuh malam. Ia heran mengapa jawaban atas soal-soal ujian itu sudah ia peroleh dari teman-temannya.

Bagi siswa ini, sebenarnya ia tidak membutuhkan jawaban-jawaban itu. Ia hanya menghafal jawaban-jawaban itu untuk menambah rasa percaya diri saja. Ia sudah menyiapkan diri dengan baik. Namun kadang-kadang ia kurang percaya diri. Akibatnya, ia mau saja menghafal jawaban-jawaban itu.

Dia berkata, “Setelah saya hafal, saya hapus. Saya tidak mau terpengaruh oleh jawaban-jawaban itu.”

Keesokan harinya ketika ia mengikuti ujian, ia dapat menjawab semua soal yang disediakan. Ia merasa yakin dapat memperoleh nilai yang tinggi. “Memang saya merasa nilai yang saya peroleh itu tidak seratus persen berdasarkan kerja keras saya selama ini. Tetapi yang penting saya bisa melanjutkan studi saya di perguruan tinggi. Bukankah saya sudah berjuang selama tiga tahun?” kata siswa itu.

Bocornya soal-soal ujian nasional terjadi di banyak tempat di negeri ini. Sudah ada berbagai upaya untuk mengatasi hal ini. Sejak tahun-tahun sebelumnya bocornya soal sudah terjadi. Namun tampaknya sangat sulit sekali mengatasi persoalan ini. Berbagai pihak sudah mencoba. Namun usaha itu seolah sia-sia saja.

Ada berbagai pertanyaan tentang hal ini. Misalnya, ada apa di balik bocornya soal-soal ujian nasional itu? Siapa yang membocorkan? Mengapa terjadi kebocoran soal-soal itu?

Kiranya satu hal yang dapat dikatakan adalah tidak adanya kehendak baik dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk menghilangkan hal ini. Ada pihak yang merasa malu, kalau siswa-siswi di sekolahnya ternyata tidak bisa mengerjakan soal-soal itu. Mereka takut dinilai negatif oleh pihak pemerintah. Karena itu, usaha yang dilakukan adalah membocorkan saja soal-soal itu. Atau ada pihak yang punya kepentingan ekonomi dengan menjual soal-soal itu kepada siswa-siswi yang mengikuti ujian.

Apa pun tujuan pembocoran soal-soal itu, tindakan itu tetap suatu tindakan yang tidak baik. Bagaimana mutu pendidikan di negeri ini dapat sejajar dengan negara-negara maju, kalau ketidakjujuran selalu terjadi? Tampaknya dunia pendidikan kita selalu terkontaminasi oleh kepentingan-kepentingan sesaat yang bermutu rendah.

Mari kita coba mendidik anak-anak kita untuk jujur dalam berbagai hal. Hanya dengan kejujuran, kita dapat menciptakan suatu kehidupan berbangsa dan bernegara dengan lebih baik. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

219

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.