Pages

03 Januari 2010

Keluar dari Belenggu Kebodohan



Seekor induk ayam sedang mengerami telur-telurnya. Suatu saat, induk ayam itu berkata kepada anaknya yang masih dalam bentuk telur, “Nak, lihat itu di atas langit biru sangat indah, bunga mawar merah sangat memukau. Suara burung-burung berkicau sangat merdu. Rumput dan pepohonan berwarna hijau. Alam sekitar ini sangat nyaman dan mempesona.”

Sang anak yang masih berada di dalam telur menjawab, “Ibu bohong. Saya tidak melihat langit biru. Saya tidak mendengar burung-burung berkicau. Yang saya lihat hanyalah kegelapan. Tidak ada yang indah-indah. Ibu bohong!”

Tidak lama kemudian, sang induk menangkap seekor cacing tanah yang sangat lezat. Lalu ia berkata, “Nak, cacing tanah ini sangat lezat rasanya!”

Lagi-lagi anak yang ada di dalam telur itu menjawab, “Bu, Ibu bohong. Saya tidak merasakan sedikit pun rasa lezat itu.”

Keesokan harinya setelah menetas, anak ayam itu mulai melihat keluar dan menyaksikan keadaan sekelilingnya. Ia pun berkata kepada induknya, “Bu, Ibu benar. Memang langit yang biru itu sangat indah. Burung-burung berkicau sangat merdu. Bunga-bunga mawar berwarna merah memikat. Rerumputan dan pepohonan yang hijau itu sangat sejuk. Alam sekitar ini memang sungguh indah.”

Tidak lama kemudian induk ayam itu menangkap lagi seekor cacing tanah. Ia memberikannya kepada anaknya. Setelah makan, anak ayam itu berkata, “Bu, Ibu benar. Cacing tanah itu sangat lezat rasanya.”

Kegelapan dan kebodohan sering membelenggu hidup manusia. Orang yang buta huruf sering kali dibodohi oleh orang-orang pintar. Akibatnya, mereka ikut saja hasutan demi hasutan dari orang-orang pintar. Mereka bagai kerbau yang dicocok hidupnya. Mereka ikut saja kemauan orang-orang pintar ke jurang yang dalam sekali pun.

Karena itu, orang mesti keluar dari kebodohan dan kegelapan itu. Orang yang bodoh itu seperti ayam yang masih berada dalam telur yang tidak merasakan apa yang indah dan berguna bagi hidupnya. Kalau sudah keluar, barulah dia dapat merasakan betapa indah dunia ini dan betapa lezat makanan yang diberikan kepadanya.

Manusia mesti keluar dari belenggu kebodohan itu kalau ia ingin maju dan tidak ingin dijerumuskan ke jurang yang dalam. Caranya adalah dengan belajar dari kehidupan sehari-hari. Pengalaman hidup itu guru yang paling manjur dalam hidup ini. Banyak hal yang sangat baik dan berguna yang dapat dipelajar dalam kehidupan ini. Soalnya adalah manusia sering malas atau tidak mau tahu dengan pengalaman hidup dirinya sendiri dan orang lain.

Ada begitu banyak contoh dari orang-orang yang berhasil dalam hidupnya justru merangkak dari nol. Ada orang yang tidak punya apa-apa, tetapi karena mau belajar dari pengalaman hidup, ia menjadi orang yang berhasil dalam hidupnya.

Mari kita belajar dari pengalaman hidup yang mampu memberikan kepada kita kebahagiaan dan damai. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com


281

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.