Pages

13 September 2011

Berusaha Mengatasi Keterbatasan Diri




Ada seorang pemuda yang sulit sekali bangun pagi. Ia baru bisa bangun jam 10 pagi. Ketika ditanya alasannya, ia mengatakan bahwa ia butuh waktu lebih lama untuk tidur. Padahal ia seharusnya berangkat untuk bekerja. Karena itu, ia selalu terlambat masuk kerja. Berbagai alasan ia ungkapkan ketika ditegur oleh bosnya.

Suatu ketika, pemuda itu kemudian punya tekad yang kuat untuk mengubah pola hidupnya. Ia ingin menjadi orang yang sukses. Ia tidak ingin berlama-lama menikmati empuknya kasur. Namun ia mengalami kesulitan. Tidak gampang baginya untuk meninggalkan kebiasaannya tidur berjam-jam.

Pemuda itu tidak putus asa. Ia terus-menerus berusaha. Ia ingin sukses dalam usahanya. Karena itu, setiap malam ia pergi tidur jam delapan. Ia punya keyakinan bahwa lebih cepat tidur ia akan bangun lebih pagi juga. Hari-hari pertama ia masih gagal. Ia masih tetap bangun sekitar jam sepuluh pagi. Ia tetap tidak putus asa. Ia lakukan lagi hari-hari berikutnya. Dan suatu hari, ia berhasil. Pagi itu ia bangun jam enam pagi. Setelah dua minggu berusaha, ia pun berhasil.

Ia sangat bergembira atas keberhasilannya itu. Kini ia tidak perlu lagi membuat alasan-alasan. Ia tidak perlu dipertanyakan lagi oleh bosnya. Ia bisa datang ke tempat kerjanya tepat waktu.

Sahabat, ada hal-hal kecil yang sering dianggap sepele oleh banyak orang. Namun sebenarnya hal-hal kecil itu sangat berpengaruh dalam hidup manusia. Hal-hal kecil itu dapat membantu manusia untuk bertumbuh dalam kebersamaan. Ketika orang mau hidup bersama orang lain, orang akan mendapatkan kesempatan untuk berkembang lebih baik.

Karena itu, hal-hal yang kecil itu mesti diolah. Hal-hal kecil itu mesti didayagunakan. Kisah tadi menunjukkan kepada kita usaha untuk mengatasi hal-hal yang dianggap kecil itu ternyata tidak mudah. Orang mesti berjuang. Orang mesti berusaha mengatasi keterbatasan dirinya. Dengan demikian, ia dapat hidup dan berkarya bersama orang lain dengan lebih baik.

Dalam kisah tadi, pemuda itu sungguh-sungguh berusaha. Ia tidak mau menyerah pada keadaan. Ia berusaha terus-menerus untuk mengatasi keterbatasan dirinya. Ia berhasil berkat kerja kerasnya. Ia boleh mengalami sukacita. Ia boleh memetik hasil usahanya itu. Namun tidak hanya dia sendiri yang menikmati kesuksesan hasil usahanya. Orang-orang yang ada di sekitarnya pun mengalami kebaikan dari perubahan diri pemuda itu. Artinya, hidup yang kita jalani ini kita tidak hidupi untuk diri kita sendiri. Kita juga hidup bagi orang lain di sekitar kita.

Karena itu, setiap kali ada perubahan dalam diri kita, orang lain juga akan merasakan perubahan itu. Sebagai orang beriman, kita mesti sadar bahwa setiap perubahan yang baik yang terjadi pada diri kita juga memberi pengaruh yang baik bagi sesama kita. Mari kita berusaha mengubah kebiasaan-kebiasaan kita yang kurang baik. Dengan demikian, hidup ini menjadi lebih baik. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

780

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.