Pages

18 Maret 2010

Berjuang untuk Lebih Baik




Suatu sore seorang bapak berjalan-jalan dengan anaknya di tepi sebuah kolam di belakang rumah mereka. Sambil memberi makan ikan-ikan di kolam itu, anak itu bercerita kepada ayahnya. Menurutnya, akhir-akhir ini ia bermimpi yang aneh-aneh. Mimpinya juga bermacam-macam. Salah satunya ia bermimpi tentang pertarungan dua ekor anjing. Anehnya, dua ekor anjing itu bertarung di dalam dirinya.

Anak itu bercerita, “Dua ekor anjing itu memiliki mata yang tajam. Gigi mereka runcing-runcing. Kuku-kuku mereka sangat kuat. Mereka saling menerkam. Keduanya berusaha memenangkan perkelahian itu.”

Ia melanjutkan, “Anjing pertama tampak baik dan tenang. Tetapi anjing yang kedua sangat ganas dan menakutkan. Ia meraung-raung dan menerkam anjing yang pertama dengan sangat kejam. Apa maksud mimpi ini ayah? Apakah ini gambaran dari sifat-sifat yang ada dalam diri saya?”

Ayahnya menatap wajah anaknya. Ia menganggukkan kepala lalu berkata, “Hati-hatilah, anakku. Dalam hidup ini kamu akan selalu berada di bawah bayang-bayang dua hal ini, yaitu yang baik dan yang jahat.”

“Lalu anjing mana yang akan menjadi pemenangnya, ayah?” tanya anak itu.

Tanpa pikir panjang ayahnya menjawab, “Pemenangnya adalah yang paling banyak kamu beri makan. Seperti ikan-ikan kita, yang mendapatkan makanan yang banyak akan bertumbuh lebih baik.”

Hidup kita ini seperti suatu pertarungan. Kita selalu bergumul dengan berbagai hal yang membentuk kepribadian kita. Kalau kita berada di dalam suatu lingkungan yang baik dan kondusif untuk pertumbuhan hidup kita, kita juga akan bertumbuh dengan baik. Tetapi bisa juga lingkungan yang kurang baik dan kurang kondusif bisa dipakai untuk pertumbuhan kepribadian kita. Ini tergantung dari orang yang bersangkutan yang mampu memilah mana yang baik yang dapat ia gunakan untuk pertumbuhan kepribadiannya.

Seringkali manusia tunduk kepada sifat-sifat jelek yang ada dalam dirinya. Misalnya, ada orang yang mudah sekali dikuasai oleh iri hati, marah dan egoisme. Orang seperti ini mesti bertanya diri, mengapa hal ini bisa terjadi atas dirinya? Mengapa ia mudah sekali dikuasai oleh hal-hal ini? Bukankah iri hati terhadap orang yang sukses hanya membuat diri orang terjerumus ke dalam pikiran-pikiran negatif tentang orang lain? Bukankah lebih baik belajar dari kesuksesan orang lain untuk memajukan diri sendiri?

Karena itu, sebagai orang beriman, kita perlu membangun sikap menumbuhkan hal-hal baik dalam diri kita. Untuk itu, iri hati, marah dan egoisme mesti mampu kita singkirkan dari dalam diri kita. Dengan begitu, kita mampu menjadi orang-orang yang kuat dalam menghadapi arus jaman yang seringkali menyesatkan manusia ini.

Setiap hari kita mengalami begitu banyak hal, baik yang jelek maupun yang baik. Pengalaman yang kurang baik bisa kita gunakan untuk introspeksi diri. Pengalaman-pengalaman yang baik kita gunakan untuk membangun kepribadian yang lebih baik. Mari kita bawa semua pengalaman hidup kita itu kepada Tuhan. Dengan demikian, rahmat Tuhan senantiasa menyertai kita dalam hidup kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

354

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.